billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Wamentan Dorong Transformasi Pertanian Melalui Brigade Pangan di Ketapang: Libatkan Pemuda dan Mekanisasi Modern

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Wamentan Dorong Transformasi Pertanian Melalui Brigade Pangan di Ketapang: Libatkan Pemuda dan Mekanisasi Modern
Foto: Transformasi di bidang pertanian di Kalbar dilakukan dengan penggunaan alsintan modern (sumber: ANTARA/Rendra Oxtora)

Pantau - Wakil Menteri Pertanian (Wamentan) RI, Sudaryono, mendorong percepatan transformasi sektor pertanian berbasis mekanisasi modern melalui program Brigade Pangan yang kini menjangkau berbagai wilayah, termasuk Kabupaten Ketapang, Kalimantan Barat.

Program Brigade Pangan bertujuan mengintegrasikan penggunaan alat pertanian modern dengan pelibatan pemuda lokal dalam setiap tahapan produksi pertanian.

“Transformasi ini dilakukan melalui program Brigade Pangan, yang mengintegrasikan penggunaan alat pertanian modern dan pelibatan pemuda lokal dalam proses produksi pertanian. Dulu tanam dan panen masih manual, sekarang kita bertransformasi ke mekanisasi, sehingga menanam, merawat, dan memanen harus bisa dilakukan dengan alat,” ungkap Sudaryono.

Brigade Pangan saat ini telah hadir di lebih dari 2.700 titik di luar Pulau Jawa, termasuk Ketapang, dengan tenaga pelaksana utama adalah pemuda-pemudi setempat.

“Semua tenaga Brigade Pangan adalah warga setempat, bukan didatangkan dari Jawa. Mungkin ada satu dua pelatih dari luar, tapi pelaksananya anak-anak kampung sini,” ia menegaskan.

Sinergi Antar Sektor dan Kemandirian Petani

Sudaryono menekankan bahwa alat pertanian yang diberikan pemerintah hanyalah stimulan sementara, bukan bantuan permanen, sehingga petani perlu mulai merencanakan keberlanjutan alat secara mandiri.

“Pemerintah memberikan bantuan sebagai pancingan. Tapi alat bisa rusak, menua, dan tidak bisa dipakai lagi. Maka harus mulai menabung dari sekarang,” ujarnya.

Ia juga memberikan motivasi kepada para penyuluh pertanian yang kini berada di bawah koordinasi Kementerian Pertanian sesuai Instruksi Presiden.

“Pak Menteri Pertanian kita dulu juga berangkat dari penyuluh lapangan. Jadi jangan ragu untuk bermimpi besar,” katanya.

Program ini tidak berjalan sendiri, tetapi juga bersinergi dengan TNI dan Polri untuk mempercepat implementasi dan menjaga keberlangsungan program, khususnya di wilayah terpencil.

“Yang nanam tetap petani, penyuluh yang membina. TNI dan Polri membantu percepatan dan pengamanan, terutama di wilayah-wilayah terpencil,” jelasnya.

Sudaryono menyatakan optimisme bahwa Indonesia mampu mencapai kedaulatan pangan bila semua elemen bekerja sama.

“Presiden sudah menegaskan, tahun ini kita tidak akan impor beras. Ini bukti bahwa kita mampu, asal semua bergerak bersama,” tegasnya.

Gubernur Kalimantan Barat, Ria Norsan, juga menekankan pentingnya sinergi lintas sektor untuk mencapai swasembada pangan nasional.

“Pemerintah bersama Pemerintah Daerah (Provinsi, Kabupaten/Kota, Kecamatan dan Desa), TNI, Polri, BUMN/BUMD, Swasta, Perguruan Tinggi (Akademisi dan Mahasiswa), Para Petani/Kelompok Tani/Gapoktan dan Komunitas/Organisasi Kemasyarakatan perlu saling bersinergi dan memberikan kontribusi sesuai dengan kewenangan dan kapasitas masing-masing,” ujarnya.

Dorong Regenerasi Petani dan Pertanian Inovatif

Brigade Pangan di Ketapang diharapkan tidak hanya mendorong swasembada pangan, tetapi juga meningkatkan kesejahteraan petani melalui pertanian yang efisien dan inovatif.

“Lebih dari itu, Brigade Pangan juga diharapkan berperan dalam regenerasi petani, dengan mendorong keterlibatan generasi muda melalui pengembangan pertanian modern yang inovatif dan efisien. Dengan begitu, akan lahir petani-petani milenial yang kreatif dan produktif,” ungkap Sudaryono.

Penulis :
Arian Mesa