Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Laba BEI Tembus Rp673 Miliar di 2024, Kinerja Positif Didukung Kenaikan Transaksi dan Emisi Efek

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Laba BEI Tembus Rp673 Miliar di 2024, Kinerja Positif Didukung Kenaikan Transaksi dan Emisi Efek
Foto: Laba BEI Tembus Rp673 Miliar di 2024, Kinerja Positif Didukung Kenaikan Transaksi dan Emisi Efek(Sumber: ANTARA/ Muhammad Heriyanto.)

Pantau - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatatkan laba bersih sebesar Rp673 miliar pada tahun 2024, naik 16,3 persen dibandingkan tahun sebelumnya yang sebesar Rp579 miliar, ditopang oleh lonjakan pendapatan dan efisiensi biaya operasional.

Pendapatan Naik, Investasi Sistem Ditingkatkan

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, mengungkapkan dalam konferensi pers usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) 2025 di Jakarta bahwa pendapatan BEI tumbuh 12,9 persen (yoy) menjadi Rp2,82 triliun, dari sebelumnya Rp2,49 triliun di tahun 2023.

Pertumbuhan pendapatan ini terutama disokong oleh rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) yang meningkat menjadi Rp12,85 triliun dari Rp10,75 triliun pada tahun sebelumnya.

Selain itu, pendapatan jasa informasi naik 11,4 persen seiring dengan bertambahnya pelanggan datafeed.

Di sisi lain, beban operasional BEI hanya naik 10,7 persen, lebih rendah dari pertumbuhan pendapatan, yang turut memperkuat kinerja laba bersih.

Aset BEI tumbuh 6,5 persen menjadi Rp11,18 triliun, sementara ekuitas naik 10,9 persen menjadi Rp8,29 triliun.

Untuk memperkuat infrastruktur teknologi, BEI mengalokasikan belanja investasi sebesar Rp279,57 miliar—naik 32,5 persen (yoy)—terutama untuk proyek Pembaruan Sistem Perdagangan dan Pengawasan.

Akibat peningkatan investasi ini, kas dan setara kas BEI tercatat menurun sebesar 24,5 persen selama tahun 2024.

Meski demikian, BEI tetap mencatat free cash flow to equity yang positif, menandakan kondisi likuiditas dan keuangan yang sehat.

Penghimpunan Dana Rp193 Triliun, Emiten Terus Bertambah

Selama tahun 2024, BEI mencatatkan 41 pencatatan saham baru, 144 emisi Efek Bersifat Utang dan Sukuk (EBUS), 15 saham tambahan dari konversi HMETD, serta 81 saham tambahan dari konversi Waran.

Total dana yang berhasil dihimpun dari seluruh emisi efek tersebut mencapai Rp193 triliun.

Dari jumlah tersebut, dana sebesar Rp14,4 triliun berasal dari pencatatan saham baru, dan Rp143,6 triliun dari penerbitan EBUS.

Per Mei 2025, total perusahaan tercatat saham di BEI mencapai 956 perusahaan.

Dengan pencapaian ini, BEI berada di posisi kedua di kawasan ASEAN untuk jumlah perusahaan tercatat, serta menjadi bursa dengan pertumbuhan jumlah emiten tertinggi kedua secara global, sebesar 1,38 persen (yoy).

Penulis :
Aditya Yohan