billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Bitcoin Tembus Rp1,73 Miliar, Dekati Rekor Tertinggi dan Bersiap Memulai Fase Bullish Baru

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Bitcoin Tembus Rp1,73 Miliar, Dekati Rekor Tertinggi dan Bersiap Memulai Fase Bullish Baru
Foto: Bitcoin Tembus Rp1,73 Miliar, Dekati Rekor Tertinggi dan Bersiap Memulai Fase Bullish Baru(Sumber: ANTARA/REUTERS/Dado Ruvic)

Pantau - Bitcoin (BTC) mengalami penguatan signifikan dan saat ini diperdagangkan sedikit di atas 107.000 dolar AS atau sekitar Rp1,73 miliar (kurs Rp16.229 per dolar), mendekati rekor harga tertingginya sepanjang masa.

Dalam 24 jam terakhir, Bitcoin naik 1,4 persen dan menembus level resistensi utama di 103.000 dolar AS, membuka peluang pengujian ulang all-time high (ATH) dalam beberapa hari ke depan.

Analis Tokocrypto Fyqieh Fachrur menyebut bahwa penembusan ini menjadi sinyal kuat bagi pasar.

“Penembusan harga BTC di atas 103.000 dolar AS merupakan sinyal kuat bagi pasar, terutama karena disertai volume besar. Ini menandakan bahwa pasar sedang bersiap untuk menguji level resistance berikutnya di kisaran 110.500 dolar AS (Rp1,79 miliar),” ungkap Fyqieh.

Analisis Teknikal dan Risiko Koreksi Jangka Pendek

Sejak awal 2025, harga Bitcoin telah naik hampir 15 persen, menjadikannya aset kripto dengan performa terbaik di antara lima besar aset digital global.

Secara teknikal, pola inverse head and shoulders menunjukkan potensi kenaikan ke level 109.000 dolar AS, dengan resistensi kuat berada di 110.500 dolar AS.

Indikator Relative Strength Index (RSI) saat ini berada di wilayah overbought, yang mendukung tren naik namun juga memberi sinyal potensi koreksi jangka pendek.

“Jika koreksi terjadi, level support kunci berada di 106.000 dolar AS atau di rata-rata pergerakan eksponensial (EMA) 200. Namun, secara keseluruhan, tren jangka pendek tetap bullish selama level ini tidak ditembus,” jelas Fyqieh.

Sentimen Positif dari The Fed dan ETF Bitcoin Spot

Dari sisi makroekonomi, sentimen pasar kripto menguat setelah pernyataan Anggota Dewan Gubernur The Fed, Christopher Waller, yang membuka peluang penurunan suku bunga pada pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) 29–30 Juli.

Hal ini memperkuat sinyal dari Ketua The Fed, Jerome Powell, mengenai potensi dua kali pemangkasan suku bunga tahun ini.

“Penurunan suku bunga akan menurunkan biaya pinjaman dan mendorong investor untuk mengalihkan dananya ke aset seperti Bitcoin dan Ethereum,” tambah Fyqieh.

Selain itu, arus masuk dana ke ETF Bitcoin spot, terutama iShares Bitcoin Trust (IBIT) milik BlackRock, menjadi pendorong utama. Pada 22 Mei, ETF ini mencatat arus masuk sebesar 432 juta dolar AS dalam satu hari, dengan total dana yang telah melampaui 9 miliar dolar AS.

Namun, Fyqieh juga mengingatkan adanya risiko koreksi apabila inflasi tetap tinggi dan The Fed tidak menurunkan suku bunga.

“Jika Fed memilih menahan suku bunga dan inflasi tetap tinggi, kita bisa melihat koreksi sementara. Tapi secara fundamental, pasar masih sangat optimistis terhadap prospek Bitcoin dalam jangka menengah,” ujarnya.

Kombinasi faktor teknikal yang kuat dan arah kebijakan moneter yang akomodatif diperkirakan akan mendorong Bitcoin menembus rekor harga 111.970 dolar AS (Rp1,81 miliar), membuka peluang fase bullish baru pada paruh kedua tahun 2025.

Penulis :
Ahmad Yusuf
Editor :
Tria Dianti