
Pantau - Pemerintah Kota Medan melalui Dinas Ketahanan Pangan, Pertanian dan Perikanan (Disketapangtankan) mengampanyekan gerakan stop boros pangan dan pemanfaatan makanan berlebih guna mengurangi sampah makanan dan mendukung ketahanan pangan daerah.
Kepala Disketapangtankan Kota Medan, Gelora Ginting, menyatakan bahwa gerakan ini bertujuan untuk membudayakan konsumsi pangan yang bijak, terutama di lingkungan pemerintahan dan masyarakat umum.
Salurkan Makanan Layak Konsumsi ke Daerah Rawan Pangan
“Diharapkan kegiatan ini menjadi suatu budaya dalam satu giat selain stop boros pangan, tentunya juga memanfaatkan makanan berlebih guna tidak jadi sampah,” ungkap Gelora.
Ia menegaskan bahwa apabila makanan dikonsumsi sesuai kebutuhan, maka tidak akan terjadi kelebihan yang berujung pada pemborosan.
Gerakan ini juga bertujuan menyelamatkan makanan berlebih dengan menyalurkannya kepada masyarakat yang membutuhkan, khususnya di daerah rawan pangan.
Untuk merealisasikan hal tersebut, Pemkot Medan menggandeng yayasan AKSATA Pangan, food bank pertama di Kota Medan.
Makanan berlebih yang masih layak konsumsi akan dikumpulkan dan didistribusikan oleh AKSATA kepada kelompok masyarakat yang membutuhkan.
“Kami mengajak seluruh masyarakat untuk mendukung gerakan stop boros pangan dan memanfaatkan makanan berlebih sehingga makanan yang berlebih yang masih layak dikonsumsi tidak sia-sia,” tambahnya.
Sampah Makanan Timbulkan Kerugian Ratusan Triliun
Data dari Badan Pangan Nasional menunjukkan bahwa antara 23 hingga 48 juta ton makanan terbuang menjadi sampah setiap tahun di Indonesia.
Kondisi tersebut menyebabkan kerugian ekonomi yang sangat besar, yakni mencapai Rp213 triliun hingga Rp551 triliun per tahun.
Melalui gerakan ini, Pemerintah Kota Medan berharap kesadaran masyarakat terhadap pentingnya pengelolaan pangan yang efisien dapat meningkat, sekaligus mendorong gaya hidup yang lebih berkelanjutan.
- Penulis :
- Aditya Yohan