
Pantau - Direktur Kebijakan dan Program Prasasti Center for Policy Studies (Prasasti), Piter Abdullah, menilai langkah Danantara membidik sektor media dan hiburan berpotensi menambah penerimaan negara jika dilakukan secara profesional dan terukur.
Danantara sebagai sovereign wealth fund (SWF) memiliki mandat strategis untuk mengelola dana negara dan mengembangkannya melalui investasi produktif.
Menurut Piter, tantangan dari perluasan sektor investasi ini adalah memastikan bahwa hasil investasi akan memberikan keuntungan yang lebih besar dari sebelumnya.
"Tantangannya adalah sejauh mana investasi-investasi tersebut nantinya akan benar-benar memiliki hasil yang lebih baik. Karena ini pasti akan jadi sorotan kan. Selama ini keuntungan dari BUMN itu masuk ke ABBN sebagai bagian dari penerimaan negara, sekarang dikelola oleh Danantara, diinvestasikan. Seharusnya ini harus lebih baik", ungkapnya.
Selama ini, keuntungan dari BUMN langsung masuk ke APBN sebagai dividen, namun kini dikelola terlebih dahulu oleh Danantara agar menghasilkan imbal hasil yang lebih tinggi sebelum disetorkan kembali ke negara.
Piter menjelaskan bahwa mekanisme baru ini dapat meningkatkan pendapatan negara dalam jangka panjang meskipun ada jeda waktu dalam penyetorannya.
"Harusnya (penerimaan) bertambah, tetapi ada lag. Kalau dulu untung (dividen) dari BUMN, langsung disetorkan menjadi pendapatan negara. Kalau sekarang dikelola dulu, ditabung dulu, dikelola agar return-nya lebih tinggi. Nah return yang lebih tinggi inilah yang kemudian masuk ke negara. Harusnya (penerimaan) lebih besar", ia mengungkapkan.
Inspirasi dari Kesuksesan Korea Selatan
Ketertarikan Danantara terhadap industri hiburan terinspirasi dari kesuksesan Korea Selatan menjadikan sektor tersebut sebagai alat promosi budaya nasional secara global.
Chief Investment Officer (CIO) Danantara Indonesia, Pandu, menyebut bahwa industri media dapat menjadi kekuatan ekonomi dan budaya sekaligus.
"Yang menarik sebenarnya itu soal media industry. Karena di Korea Selatan itu penduduknya walaupun kecil yang bisa bahasa Korea, tapi bisa membuat bahasa Korea menjadi internasional. Melalui musik, melalui film, dan seterusnya", kata Pandu.
Danantara akan mempelajari ekosistem media dan hiburan Korea Selatan dan membuka peluang kerja sama investasi di sektor ini.
Pandu menekankan bahwa tujuan dari investasi ini bukan hanya menciptakan nilai ekonomi, tetapi juga mempromosikan budaya Indonesia secara global.
"Saya pikir itu adalah sesuatu yang ingin kita pelajari dan investasikan. Dan juga bagaimana kita dapat menggunakannya untuk budaya Indonesia agar lebih dikenal secara global", ujarnya.
Sambutan Positif dari Pihak Korea Selatan
Kuasa Usaha Kedutaan Besar Korea Selatan untuk Indonesia, Park Soo-Deok, menyambut baik rencana Danantara dan melihat adanya potensi besar kerja sama di sektor media dan hiburan.
Ia menilai antusiasme masyarakat Indonesia terhadap produk budaya Korea sebagai peluang strategis bagi kedua negara untuk memperkuat hubungan budaya dan ekonomi melalui investasi.
- Penulis :
- Arian Mesa