billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

DPR Apresiasi Komitmen Wuling Serap Tenaga Kerja Lokal dan Dorong TKDN di Industri EV

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

DPR Apresiasi Komitmen Wuling Serap Tenaga Kerja Lokal dan Dorong TKDN di Industri EV
Foto: DPR Apresiasi Komitmen Wuling Serap Tenaga Kerja Lokal dan Dorong TKDN di Industri EV

Pantau - Ketua Tim Kunjungan Kerja Spesifik Komisi VII DPR RI, Chusnunia Chalim, mengapresiasi PT SGMW Motor Indonesia (Wuling) atas komitmen perusahaan dalam menyerap tenaga kerja lokal dan penggunaan komponen dalam negeri dalam produksi kendaraan listrik.

Dalam kunjungan ke fasilitas produksi Wuling di Bekasi, Jawa Barat, pada Jumat, 4 Juli 2025, Chusnunia menyampaikan bahwa sebanyak 98 persen pekerja di perusahaan tersebut adalah warga negara Indonesia.

Mayoritas dari mereka merupakan karyawan tetap, sedangkan pekerja outsourcing hanya diterapkan pada bagian suplemen sesuai regulasi ketenagakerjaan yang berlaku.

TKDN Capai 40 Persen, Dorong Ekosistem Industri Lokal

Wuling juga tercatat telah menggunakan 40 persen komponen lokal atau tingkat komponen dalam negeri (TKDN) dalam proses produksinya.

Chusnunia menyatakan bahwa pencapaian tersebut memberi dampak pengganda (multiplier effect) terhadap perekonomian nasional, terutama dalam mendorong tumbuhnya ekosistem industri lokal.

"Jika perusahaan mampu menyerap tenaga kerja hingga 90 persen, maka manfaatnya akan langsung dirasakan masyarakat," ungkapnya.

Ia menambahkan bahwa jika Wuling melakukan ekspansi pasar, maka semakin banyak tenaga kerja Indonesia yang bisa terserap.

Transisi EV Harus Sejalan dengan Energi Terbarukan

Chusnunia, yang akrab disapa Nunik, juga menyoroti pentingnya membangun kepercayaan publik terhadap kendaraan listrik atau electric vehicle (EV).

Menurutnya, tantangan utama adopsi EV adalah keyakinan masyarakat terhadap keberlanjutan kendaraan tersebut.

Ia mengakui masih terdapat perdebatan di masyarakat mengenai dampak lingkungan EV, terutama terkait sumber energi yang digunakan.

"Beberapa masyarakat mempertanyakan manfaat kendaraan listrik jika sumber listriknya masih berasal dari energi fosil seperti batubara," ujarnya.

Oleh karena itu, Nunik menegaskan bahwa transisi ke kendaraan listrik harus disertai dengan pengembangan energi terbarukan.

"Jika hanya kendaraan listrik yang berkembang, tetapi sumber energinya tetap tidak ramah lingkungan, maka hal itu tidak memberi dampak positif yang diharapkan," tegasnya.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti