
Pantau - Pemerintah Kabupaten Jembrana, Bali, menegaskan komitmennya untuk mencegah alih fungsi lahan pertanian demi menjaga ketahanan pangan daerah.
Wakil Bupati Jembrana, I Gede Ngurah Patriana Krisna, menyampaikan peringatan tersebut saat memimpin apel rutin aparatur sipil negara (ASN) di Negara, Jembrana, Bali, pada hari Senin.
"Alih fungsi lahan pertanian merupakan ancaman bagi ketahanan pangan. Dinas-dinas terkait harus bersinergi mengawasi dan memastikan hal itu tidak terjadi," ungkapnya.
Kolaborasi Lintas Dinas dan Ketegasan Tata Ruang
Ia menekankan pentingnya kolaborasi antara Dinas Pertanian dan Pangan serta Dinas PUPRPKP dalam menjaga tata ruang sesuai rencana tata ruang wilayah (RTRW) dan peta lahan sawah yang dilindungi (LSD).
"Sawah tidak boleh dialihfungsikan dan jangan coba-coba bermain-main soal itu. Ini menyangkut masa depan anak cucu kita. Sekali lahan pertanian berubah fungsi, sangat sulit untuk dikembalikan," ia mengungkapkan.
Wakil bupati juga menyoroti rendahnya minat generasi muda untuk bertani sebagai tantangan serius.
Menurutnya, iklim usaha yang kondusif, terutama soal harga hasil panen, dibutuhkan untuk menarik minat petani muda.
"Program pelatihan pertanian berbasis teknologi juga harus dilakukan. Hal itu untuk menarik minat kaum muda agar terjun ke dunia pertanian. Digitalisasi pertanian bukan lagi pilihan, tapi sudah menjadi kebutuhan," ungkapnya.
Perbaikan Infrastruktur dan Dukungan Langsung kepada Petani
Ia juga menyinggung permasalahan suplai air yang sering dikeluhkan oleh petani di Jembrana.
Untuk mengatasi masalah tersebut, ia menyarankan pengerukan sedimen di bendungan dan pemanfaatan sumur bor sebagai alternatif sumber air.
Guna menekan biaya tanam, terutama bagi petani pengguna sumur bor, ia mendorong penggunaan listrik atau panel tenaga surya.
Selain itu, Pemkab Jembrana tahun ini kembali memberikan dana talangan kepada KUD dan koperasi kakao untuk membeli hasil panen petani.
Gabah yang dibeli dari petani oleh KUD akan diolah menjadi beras dan didistribusikan kepada ASN.
"Meski kualitas berasnya belum sempurna, yang penting kita telah membantu petani dan menjaga harga gabah tetap stabil," ia menambahkan.
- Penulis :
- Shila Glorya