Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Menteri PKP Ara Cabut Ide Rumah Subsidi 14 Meter Persegi, Minta Maaf dan Dengarkan Aspirasi Publik

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Menteri PKP Ara Cabut Ide Rumah Subsidi 14 Meter Persegi, Minta Maaf dan Dengarkan Aspirasi Publik
Foto: Menteri PKP Ara Cabut Ide Rumah Subsidi 14 Meter Persegi, Minta Maaf dan Dengarkan Aspirasi Publik(Sumber: ANTARA/Aji Cakti)

Pantau - Menteri Perumahan dan Kawasan Permukiman (PKP), Maruarar Sirait, secara terbuka mencabut rencana pengembangan rumah subsidi dengan ukuran 14 meter persegi dan menyampaikan permohonan maaf atas usulan tersebut dalam Rapat Kerja bersama Komisi V DPR RI di Jakarta, Kamis (10/7/2025).

Ara menegaskan bahwa meskipun ide tersebut lahir dengan tujuan membantu anak muda yang ingin tinggal di kota, pihaknya menyadari pentingnya mendengarkan aspirasi masyarakat dan pemangku kepentingan.

“Saya sudah mendengar begitu banyak masukan, termasuk dari teman-teman anggota Komisi V DPR RI, maka saya sampaikan secara terbuka permohonan maaf dan saya cabut ide itu,” ujarnya.

Respons terhadap Kritik Publik

Ara mengakui bahwa desain rumah subsidi satu kamar tidur seluas 14 meter persegi dengan luas tanah 25 meter persegi baru sebatas rancangan awal yang disosialisasikan kepada publik untuk menjaring tanggapan.

“Itu (rumah subsidi 14 meter persegi) kan draft kami. Kita sounding kepada rakyat akan seperti apa. Kami dengarkan masyarakat itu. Belum ada suatu keputusan,” ungkapnya.

Mock up rumah subsidi tipe kecil tersebut sempat ditampilkan di sebuah pusat perbelanjaan di Jakarta.

Tujuannya adalah menjaring opini masyarakat terkait solusi kepemilikan rumah di tengah mahalnya harga tanah perkotaan.

Namun, setelah mendapat banyak masukan, Ara menyadari bahwa ide tersebut belum tepat.

“Tujuannya mungkin cukup baik tapi kami juga mesti belajar ide-ide di ranah publik harus lebih baik lagi soal rumah subsidi yang diperkecil,” katanya.

Komitmen pada Aspirasi dan Aturan

Ara menyampaikan komitmennya untuk terus berkoordinasi dengan jajaran internal jika dalam proses desain ditemukan indikasi pelanggaran aturan.

Ia menegaskan bahwa kebijakan rumah subsidi harus berpihak pada kebutuhan rakyat secara menyeluruh.

Keputusan untuk membatalkan ide rumah kecil subsidi ini juga menunjukkan pentingnya pertimbangan aspirasi masyarakat dalam setiap perumusan kebijakan.

“Keputusan akhir tetap mempertimbangkan aspirasi masyarakat luas,” tutupnya.

Penulis :
Ahmad Yusuf