Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

BEI Catat Perdagangan Karbon Capai 1,6 Juta Ton, IDXCarbon Raih Penghargaan Internasional

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

BEI Catat Perdagangan Karbon Capai 1,6 Juta Ton, IDXCarbon Raih Penghargaan Internasional
Foto: (Sumber: Direktur Utama Bursa Efek Indonesia (BEI) Iman Rachman dalam acara peluncuran buku “Mengenal dan Memahami Perdagangan Karbon bagi Sektor Jasa Keuangan" di Main Hall BEI Jakarta, Selasa (15/7/2025). (ANTARA/Rizka Khaerunnisa)

Pantau - PT Bursa Efek Indonesia (BEI) mencatat volume perdagangan karbon nasional mencapai hampir 1,6 juta ton berupa Sertifikat Pengurangan Emisi Gas Rumah Kaca (SPE-GRK) hingga 11 Juli 2025, dengan nilai transaksi menembus Rp77,95 miliar sejak peluncuran Bursa Karbon pada September 2023.

Partisipasi Meningkat, Jasa Keuangan Dominasi Pembeli Awal

Direktur Utama BEI, Iman Rachman, menyampaikan bahwa jumlah pengguna jasa Bursa Karbon terus meningkat secara signifikan, dari 16 pengguna jasa saat awal diluncurkan menjadi 113 pengguna jasa hingga pertengahan 2025.

Penggunaan (retirement) kredit karbon juga mengalami lonjakan tajam, dari hanya 6.260 ton pada 2023 menjadi 980.475 ton hingga pertengahan 2025.

Kredit karbon yang di-retire berarti telah digunakan untuk mengimbangi emisi dan secara permanen dihapus dari sistem perdagangan, sehingga tidak dapat diperdagangkan kembali.

Sejak perdagangan perdana pada 26 September 2023, enam dari 15 pembeli awal berasal dari sektor jasa keuangan.

"Data terkini dari penggunaan atau retirement kredit karbon di Sistem Registri Nasional (SRN) yang dapat diakses oleh publik telah menunjukkan keterlibatan dari lembaga-lembaga jasa keuangan lainnya," ujar Iman di Jakarta, Selasa, 15 Juli 2025.

Pengakuan Global dan Penguatan Ekosistem Domestik

IDXCarbon, sebagai Bursa Karbon Indonesia, baru-baru ini menerima penghargaan internasional sebagai “Best Official Carbon Exchange in an Emerging Market” dari ajang Carbon Positive Award 2025 yang diselenggarakan Green Cross UK.

IDXCarbon menjadi satu-satunya organisasi dari Indonesia yang meraih penghargaan ini, terpilih dari 1.428 nominasi dan hanya 100 pemenang secara global.

Iman menyampaikan apresiasi kepada OJK dan Kementerian Lingkungan Hidup (KLH) atas dukungan mereka dalam pengembangan pasar karbon nasional.

"Pengawasan OJK dan integrasi dengan SRN merupakan faktor fundamental yang memperkuat integritas dan kredibilitas pasar karbon kita di mata internasional," jelasnya.

BEI juga aktif mendorong dekarbonisasi melalui berbagai inisiatif strategis, antara lain:

Peluncuran ESG Core Matrix bersama bursa-bursa ASEAN sebagai pedoman pelaporan emisi karbon.

Program Net Zero Incubator untuk membantu perusahaan menghitung dan mengelola emisi karbon mereka.

Pengembangan Green Equity Designation, yakni pelabelan hijau untuk perusahaan ramah lingkungan sesuai taksonomi OJK.

Perluas Akses Pasar Karbon ke Internasional

Pada 20 Januari 2025, Indonesia mencatat transaksi perdana unit karbon ke pasar internasional melalui otorisasi KLH.

Langkah ini diperkuat dengan penandatanganan Mutual Recognition Agreement (MRA) antara KLH dan Registry International Gold Standard pada 8 Mei 2025.

Iman menyebut bahwa pencapaian ini membuka peluang strategis besar bagi Indonesia di pasar karbon global.

"Ekosistem ini masih terus dibangun, namun justru di sinilah letak peluang untuk memahami lebih dalam dan mengambil peran strategis sejak ini," tegasnya.

Penulis :
Aditya Yohan