Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Ekspor RI Diuntungkan, Namun Impor AS Berisiko Membengkak Usai Kesepakatan Tarif Prabowo-Trump

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Ekspor RI Diuntungkan, Namun Impor AS Berisiko Membengkak Usai Kesepakatan Tarif Prabowo-Trump
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Menko Perekonomian Airlangga Hartarto (kiri) bertemu dengan Menteri Perdagangan AS Howard Lutnick (kanan) untuk membahas kelanjutan negosisasi kebijakan tarif resiprokal AS di Washington D.C., Amerika Serikat, Kamis (10/7/2025). ANTARA/HO-Kemenko Perekonomian.)

Pantau - Sejumlah produk ekspor unggulan Indonesia seperti alas kaki, pakaian jadi, karet, dan crude palm oil (CPO) mendapat keuntungan dari penurunan tarif bea masuk menjadi 19 persen ke Amerika Serikat, menyusul kesepakatan perdagangan antara Presiden RI Prabowo Subianto dan Presiden AS Donald Trump.

Ekspor Diuntungkan, Neraca Dagang Tetap Waspada

Penurunan tarif bea masuk dari sebelumnya 32 persen menjadi 19 persen membuka peluang pasar lebih besar bagi produk ekspor utama Indonesia di AS.

Namun, Direktur Eksekutif Center of Economic and Law Studies (Celios), Bhima Yudhistira Adhinegara, mengingatkan bahwa Indonesia perlu mewaspadai dampak lanjutan dari perjanjian tersebut, terutama dari sisi impor.

“AS mendapat fasilitas tarif nol persen dari Indonesia, yang dinilai berisiko tinggi terhadap neraca perdagangan RI,” ungkapnya.

Produk-produk dari AS yang dinilai berpotensi meningkat drastis impornya ke Indonesia antara lain migas, produk elektronik, suku cadang pesawat, serealia (terutama gandum), dan produk farmasi.

Pada tahun 2024, total nilai impor dari lima produk tersebut mencapai 5,37 miliar dolar AS atau sekitar Rp87,3 triliun.

Tekanan ke Produsen Lokal dan Tantangan Swasembada

AS diprediksi sangat diuntungkan dari ekspor gandum karena pembebasan tarif bea masuk, yang dapat menekan produsen lokal Indonesia.

“Situasi ini berpotensi menghambat target swasembada pangan Indonesia yang sedang digencarkan melalui pemberdayaan petani dan produsen lokal,” ujar Bhima.

Konsumen memang bisa menikmati harga lebih murah untuk produk turunan gandum seperti mi instan dan roti, namun produsen dalam negeri akan menghadapi tekanan berat dalam menghadapi kompetisi harga.

Bhima juga menilai tarif ekspor ke AS yang ditetapkan 19 persen masih bisa dinegosiasikan lebih rendah.

Sebagai perbandingan, Vietnam berhasil menurunkan tarif ekspornya ke AS dari 46 persen menjadi 20 persen.

Komitmen Pembelian Energi dan Agrikultur

Sebagai bagian dari kesepakatan, Indonesia juga berkomitmen membeli energi dari Amerika Serikat senilai 15 miliar dolar AS serta produk agrikultur senilai 4,5 miliar dolar AS.

Trump menegaskan bahwa untuk produk dari negara ketiga yang diekspor ke AS melalui Indonesia, tarif 19 persen tetap akan diberlakukan.

Bhima mengingatkan bahwa kesepakatan ini merupakan strategi dagang yang kompleks dan harus disikapi secara hati-hati agar tidak menyebabkan ketimpangan dalam neraca dagang Indonesia.

Penulis :
Aditya Yohan