Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Wamendag Dorong UMKM Kediri Kembangkan Produk Bernilai Tambah Tinggi dan Siap Ekspor

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Wamendag Dorong UMKM Kediri Kembangkan Produk Bernilai Tambah Tinggi dan Siap Ekspor
Foto: (Sumber: Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri saat di Pasar Grosir Ngronggo, Kota Kediri, Jawa Timur. ANTARA/ Asmaul)

Pantau - Wakil Menteri Perdagangan Dyah Roro Esti Widya Putri mendorong pelaku UMKM di Kota Kediri dan sekitarnya untuk mengembangkan produk yang memiliki nilai tambah tinggi, tidak hanya sebagai komoditas lokal, tetapi juga sebagai bagian dari ekosistem ekonomi kreatif dan pasar ekspor.

Pernyataan ini disampaikan saat menghadiri Musyawarah Komisariat Wilayah IV (Muskomwil) ke-13 Asosiasi Pemerintah Kota Seluruh Indonesia (Apeksi) di Kediri pada 16–18 Juli 2025.

UMKM Harus Jadi Motor Inovasi dan Ekspor

Wamendag menekankan pentingnya paradigma baru dalam pengembangan UMKM, terutama pada sektor-sektor berbasis warisan budaya.

"Produk seperti tenun ikat, batik, kerajinan kayu, dan anyaman bukan hanya sebagai barang dagangan, tetapi juga menjadi platform, yaitu titik permulaan untuk pengembangan inovasi dan desain kontemporer, pengembangan wisata, hingga sebagai komoditas ekspor," ungkapnya.

Ia menjelaskan bahwa perdagangan merupakan motor penggerak perekonomian kota, karena membuka peluang usaha, menciptakan lapangan kerja, dan menggerakkan ekonomi lokal.

Indonesia, lanjutnya, memiliki warisan budaya luar biasa yang harus dimanfaatkan sebagai sumber ekonomi kreatif, kebanggaan nasional, serta penciptaan lapangan kerja.

Sebagai bentuk konkret dukungan terhadap produk lokal, Kementerian Perdagangan menjalankan gerakan Gaspol atau Gerakan Kamis Pakai Lokal.

"Setiap Kamis, seluruh pegawai dianjurkan memakai produk lokal, mulai dari pakaian, aksesori, hingga tas dan sepatu," ia mencontohkan.

Gerakan ini bertujuan mendorong permintaan, memperkuat pasar domestik, dan menumbuhkan kebanggaan terhadap produk UMKM.

Kolaborasi Antar Kota dan Business Matching

Wamendag juga menyoroti pentingnya peran pemerintah kota dan Apeksi dalam mendukung UMKM, termasuk melalui promosi lintas kota, festival UMKM, serta harmonisasi kebijakan daerah.

Kolaborasi antar kota yang difasilitasi Apeksi diyakini dapat memperkuat perdagangan daerah, mempercepat pemerataan pembangunan, dan menciptakan ekosistem usaha yang saling mendukung.

UMKM disebut sebagai fondasi ekonomi nasional, di mana lebih dari 15 persen UMKM Indonesia berada di Jawa Timur, menopang lebih dari 58 persen Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) provinsi tersebut melalui hampir 10 juta unit usaha.

Sebagai upaya memperluas pasar, Kementerian Perdagangan juga menggelar berbagai kegiatan business matching dan pitching bersama mitra dagang luar negeri.

Pada Januari hingga Juni 2025, tercatat 356 kegiatan business matching dengan 33 negara mitra, melibatkan 846 pelaku usaha, termasuk 609 pelaku UMKM.

Total nilai transaksi mencapai USD 87,04 juta, terdiri dari potensi transaksi sebesar USD 34,34 juta dan pesanan pembelian (purchase order) sebesar USD 52,70 juta.

Wamendag berharap program nasional seperti ini dapat bersinergi dengan kebijakan dan inisiatif daerah melalui kolaborasi yang berkelanjutan.

"Muskomwil Apeksi menjadi ajang diskusi, berbagi ide, dan kolaborasi pengembangan perkotaan inklusif dan berkelanjutan untuk mendorong sinergi dan kemajuan daerah," ungkapnya.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Aditya Yohan