Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Program Desa Devisa: Pemprov Sumbar Dorong Petani Gambir Limapuluh Kota Menjadi Eksportir Kompetitif

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

Program Desa Devisa: Pemprov Sumbar Dorong Petani Gambir Limapuluh Kota Menjadi Eksportir Kompetitif
Foto: Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) menggandeng Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sumbar untuk meningkatkan kualitas dan daya saing komoditas gambir di Kabupaten Limapuluh Kota. Kolaborasi itu diwujudkan dalam program bertajuk “Pendampingan Desa Devisa” (sumber: Prokopim)

Pantau - Pemerintah Provinsi Sumatera Barat (Pemprov Sumbar) bersama Kantor Wilayah Direktorat Jenderal Perbendaharaan (DJPb) Sumbar meluncurkan program "Pendampingan Desa Devisa" untuk meningkatkan daya saing komoditas gambir di Kabupaten Limapuluh Kota.

Program ini ditujukan untuk mendorong pelaku usaha gambir lokal agar naik kelas menjadi eksportir yang mampu bersaing di pasar global.

Gubernur Sumbar Mahyeldi Ansharullah menyatakan bahwa inisiatif ini merupakan upaya menyeluruh yang tidak hanya fokus pada kuantitas produksi, tetapi juga kualitas dan akses pasar.

"Melalui program ini, para pelaku usaha gambir lokal diharapkan tidak hanya sekadar memproduksi, tapi juga mampu naik kelas menjadi eksportir yang kompetitif," ungkapnya.

Peran Strategis Limapuluh Kota dalam Ekspor Gambir

Bupati Limapuluh Kota, Safni Sikumbang, menyebutkan bahwa wilayahnya menyumbang sekitar 90 persen dari total ekspor gambir Indonesia.

Namun, ia menyoroti belum meratanya manfaat ekonomi yang diterima petani gambir di daerah tersebut.

"Sekitar 90 persen ekspor gambir Indonesia berasal dari Limapuluh Kota. Namun, manfaat ekonominya belum sepenuhnya dirasakan oleh para petani. Program ini menjadi momentum untuk mengubah itu," ujarnya.

Kabupaten Limapuluh Kota memiliki produksi gambir sebesar 9.000 ton per tahun, yang berasal dari sekitar 100.000 petani gambir di 35 nagari yang tersebar di 8 dari total 13 kecamatan.

Pendekatan Menyeluruh dari Hulu ke Hilir

Kepala Kantor Wilayah DJPb Sumbar, Mohammad Dody Fachrudin, menyampaikan bahwa program ini mendapat dukungan penuh dari Lembaga Pembiayaan Ekspor Indonesia (LPEI).

Ia menjelaskan bahwa pendekatan yang digunakan bersifat menyeluruh dan mencakup tiga lini utama.

"Di hulu, kami fokus pada penguatan teknis produksi dan pengolahan; di lini tengah, pada penguatan kelembagaan dan kemitraan; serta di hilir, kami fasilitasi akses pembiayaan dan transformasi ke pasar global," jelasnya.

Kolaborasi ini juga bertujuan mengonsolidasikan peran dari seluruh pihak, mulai dari pemerintah pusat hingga desa, dalam membangun ekosistem ekspor yang berkelanjutan dan berbasis potensi lokal.

Penulis :
Arian Mesa