Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Biaya Sekolah Picu Inflasi DIY pada Juli 2025, Gunungkidul Catat Inflasi Tahunan Tertinggi

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Biaya Sekolah Picu Inflasi DIY pada Juli 2025, Gunungkidul Catat Inflasi Tahunan Tertinggi
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Guru menyampaikan materi pelajaran kepada siswa dalam kegiatan belajar mengajar di SDN Pekunden, Semarang, Jawa Tengah, Selasa (12/11/2024). ANTARA FOTO/Makna Zaezar/Spt.)

Pantau - Badan Pusat Statistik (BPS) Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) mencatat bahwa kelompok pendidikan menjadi penyumbang utama inflasi pada Juli 2025, dengan inflasi bulanan sebesar 0,05 persen.

Plt Kepala BPS DIY, Herum Fajarwati menyampaikan bahwa "Inflasi pada bulan ini utamanya berasal dari kelompok pendidikan yang mengalami inflasi 0,77 persen dan memberikan andil 0,05 persen", ungkapnya.

Kenaikan biaya pendidikan ini dipicu oleh awal tahun ajaran baru, terutama pada jenjang sekolah dasar (SD) dan sekolah menengah atas (SMA).

Komoditas Penyumbang dan Penahan Inflasi

Selain kelompok pendidikan, kelompok transportasi turut menyumbang inflasi sebesar 0,02 persen pada Juli 2025.

Sebaliknya, kelompok makanan, minuman, dan tembakau mengalami deflasi dan menahan laju inflasi dengan andil minus 0,05 persen.

Komoditas yang memicu inflasi bulanan di antaranya adalah bawang merah, tomat, bensin, cabai rawit, beras, telur ayam ras, emas perhiasan, sekolah menengah pertama, dan kue basah.

Sementara itu, komoditas yang menahan inflasi DIY meliputi:

  • Kacang panjang (deflasi 0,05 persen)
  • Buncis (deflasi 0,04 persen)
  • Angkutan udara dan kangkung (masing-masing deflasi 0,02 persen)
  • Bawang putih, sawi hijau, kelapa, bayam, ketimun, dan cabai hijau (masing-masing deflasi 0,01 persen)
  • Inflasi tahun kalender (Januari–Juli 2025) tercatat sebesar 1,84 persen.

Sedangkan inflasi tahunan DIY pada Juli 2025 tercatat sebesar 2,60 persen, naik dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 2,16 persen.

Komoditas utama penyumbang inflasi tahunan meliputi emas perhiasan, kopi bubuk, beras, tomat, kelapa, bawang merah, sigaret kretek mesin (SKM), kontrak rumah, minyak goreng, dan sigaret kretek tangan (SKT).

Gunungkidul Alami Inflasi Tahunan Tertinggi

Secara spasial, inflasi bulanan tertinggi terjadi di Kota Yogyakarta sebesar 0,17 persen, disusul Sleman (0,04 persen), Bantul (0,02 persen), dan Kulon Progo (0,01 persen).

Sementara itu, Kabupaten Gunungkidul mengalami deflasi sebesar 0,05 persen pada bulan Juli.

Namun secara tahunan, Gunungkidul justru mencatat inflasi tertinggi di DIY dengan angka 2,66 persen.

Posisi selanjutnya ditempati oleh Sleman (2,62 persen), Bantul (2,58 persen), Kulon Progo (2,56 persen), dan terendah di Kota Yogyakarta sebesar 2,54 persen.

Penulis :
Aditya Yohan