
Pantau - Pemerintah memastikan akan terus menjalankan operasi pasar beras (SPHP) hingga akhir 2025 guna menstabilkan pasokan dan harga pangan, khususnya beras.
Menteri Pertanian (Mentan) Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa langkah ini diambil untuk menekan harga beras yang saat ini masih berada di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).
"Stok kita banyak, kita operasi pasar itu sampai Desember kita siapkan. Biasanya stok kita tidak kuat, (tapi hingga akhir tahun ini) kita siapkan 1,3 juta ton, sementara untuk bansos (sebesar) 300 ribu (ton beras)," ungkapnya.
Operasi Pasar Terbesar Sepanjang Sejarah
Operasi pasar dilakukan secara masif sebagai bentuk intervensi pemerintah terhadap harga pangan yang tinggi di masyarakat.
"Memang kita rencanakan selama harga naik, kita lakukan operasi pasar terus. Dulu mana pernah ada operasi pasar (beras) 1,3 juta ton? Jadi, operasi pasar jalan terus," ia mengungkapkan.
Mentan menekankan bahwa beras SPHP yang telah disalurkan memiliki kualitas baik dan harga terjangkau sehingga diharapkan dapat langsung membantu masyarakat.
"Dampak pasti (ada). Karena harganya hanya Rp12.500 (per kilogram) dan kualitasnya bagus. Broken-nya cuma 5 persen, ada yang 10 persen, tapi harganya Rp12.500," jelasnya.
"Sementara kemarin, (beras oplosan) premium broken-nya berapa? 30-40 persen, tapi harganya Rp18.000 (per kilogram). Pasti masyarakat lebih senang (dengan beras SPHP)," tambahnya.
Realisasi Penyaluran Terus Berjalan
Berdasarkan data Badan Pangan Nasional (Bapanas), hingga 5 Agustus 2025, realisasi penyaluran beras SPHP telah mencapai 192,4 ribu ton atau 12,8 persen dari target 1,5 juta ton.
Sementara itu, realisasi bantuan pangan beras per 6 Agustus 2025 telah menyentuh angka 300,3 ribu ton atau 82,15 persen dari total target sebesar 365,5 ribu ton.
- Penulis :
- Shila Glorya