
Pantau - Ketua Umum Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia, Anindya Bakrie, memproyeksikan bahwa ekspor minyak kelapa sawit mentah atau Crude Palm Oil (CPO) Indonesia akan meningkat secara signifikan setelah implementasi Indonesia-European Union Comprehensive Economic Partnership Agreement (IEU-CEPA).
Perjanjian perdagangan antara Indonesia dan Uni Eropa tersebut rencananya akan diresmikan pada September 2025.
Anindya menyebut bahwa perjanjian ini akan membuka akses yang lebih luas bagi industri kelapa sawit nasional, yang selama ini mengalami hambatan masuk ke pasar Eropa akibat regulasi ketat.
"Salah satu (komoditas) yang besar di sini (Indonesia), kelapa sawit, sudah mulai ada tanda-tanda karpet merah untuk bisa dikirim ke sana (Eropa). Nah, ini besar sekali (dampaknya) karena kan petani (kelapa sawit) juga banyak," ungkapnya.
IEU-CEPA Dinilai Jadi Jalan Pembuka Sawit Nasional
Menurut Anindya, dengan diberlakukannya IEU-CEPA, hambatan tarif dan non-tarif yang selama ini mengganjal ekspor CPO akan teratasi.
Saat ini, produk CPO Indonesia dikenai bea masuk sebesar 8 hingga 12 persen di pasar Uni Eropa.
Namun setelah IEU-CEPA mulai berlaku, tarif tersebut akan menjadi nyaris nol, membuka peluang besar untuk peningkatan volume dan nilai perdagangan.
Produk sawit Indonesia sebelumnya sempat dikecualikan dari pasar Eropa karena isu lingkungan, namun kini telah masuk dalam cakupan perjanjian.
Dalam perjanjian IEU-CEPA, terdapat pembagian antara produk sawit yang aman dikonsumsi (food grade) dan yang digunakan sebagai bahan bakar (fuel).
Anindya menilai bahwa perubahan ini merupakan terobosan strategis yang dapat menghidupkan kembali industri sawit nasional.
Kadin Masih Lakukan Perhitungan Potensi
Meski optimistis, Anindya mengakui bahwa pihaknya masih harus melakukan survei dan diskusi bersama pelaku industri untuk mengetahui secara pasti seberapa besar lonjakan ekspor CPO yang dapat terjadi.
"(Berapa potensi peningkatan ekspor CPO) itu tentu kami mesti ngomong (berdiskusi) sama teman-teman yang beli kelapa sawit (untuk diproduksi menjadi minyak sawit). Tapi, yang tadinya (CPO) sulit masuk (ke pasar Eropa) menjadi bisa masuk (nantinya). Jadi, artinya pertumbuhannya pasti (akan) pesat," ia mengungkapkan.
Ia menegaskan bahwa IEU-CEPA memberikan sinyal positif terhadap keberlanjutan industri sawit Indonesia yang selama ini sangat bergantung pada ekspor, sekaligus melibatkan jutaan petani lokal dalam rantai pasoknya.
- Penulis :
- Shila Glorya