Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Rupiah Menguat ke Rp16.262 per Dolar AS, Didukung Inflasi AS yang Lebih Rendah dari Perkiraan

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Rupiah Menguat ke Rp16.262 per Dolar AS, Didukung Inflasi AS yang Lebih Rendah dari Perkiraan
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Petugas menunjukan uang pecahan dolar AS dan rupiah di Bank BSI, Jakarta. ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/Spt/am. (ANTARA FOTO/Muhammad Adimaja/MUHAMMAD ADIMAJA))

Pantau - Nilai tukar rupiah pada Rabu, 13 Agustus 2025, menguat sebesar 28 poin atau 0,17 persen menjadi Rp16.262 per dolar AS, dari posisi sebelumnya di level Rp16.290 per dolar AS.

"Rupiah pada perdagangan hari ini diperkirakan menguat di kisaran Rp16.200–Rp16.300 dipengaruhi oleh faktor global, (yakni) penurunan index dollar yang dipicu oleh data inflasi AS yang (di bawah) ekspektasi pasar," ungkap Analis Bank Woori Saudara, Rully Nova, kepada ANTARA di Jakarta.

Penguatan ini mencerminkan respons positif pasar terhadap rilis data inflasi Amerika Serikat pada Juli 2025, yang dinilai lebih rendah dari ekspektasi pelaku pasar global.

Inflasi AS dan Potensi Penurunan Suku Bunga The Fed

Mengacu pada laporan Anadolu, inflasi tahunan Amerika Serikat tercatat sebesar 2,7 persen pada Juli 2025, lebih rendah dibandingkan ekspektasi pasar yang berada di angka 2,8 persen.

Secara bulanan, inflasi AS tercatat sebesar 0,2 persen.

Rully menjelaskan bahwa capaian inflasi ini dapat menjadi dasar pertimbangan Federal Reserve (The Fed) untuk menurunkan suku bunga acuan.

"Penguatan pasar tenaga kerja yang juga menjadi mandat bagi The Fed akan menjadi hal yang sangat mendesak bagi The Fed melalui penurunan suku bunga," ujarnya.

Penurunan suku bunga diharapkan mampu memperbaiki kondisi pasar tenaga kerja AS yang dalam beberapa bulan terakhir menunjukkan pelemahan.

Faktor Domestik Perkuat Sentimen Positif Rupiah

Dari sisi domestik, rupiah juga mendapat dorongan dari ekspektasi penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia (BI) dalam Rapat Dewan Gubernur (RDG) yang dijadwalkan pekan depan.

Rully memprediksi bahwa BI akan menurunkan suku bunga sebesar 25 basis poin menjadi 5 persen, seiring dengan peluang peningkatan minat investor asing terhadap instrumen obligasi negara.

"Potensi penurunan suku bunga BI sebesar 25 bps (basis points) menjadi 5 persen, sementara minat investor terhadap obligasi negara dapat terlihat pada lelang kemarin sebesar Rp162 triliun, naik 50 persen dari lelang sebelumnya," jelasnya.

Dengan kombinasi sentimen global dan domestik tersebut, penguatan rupiah diperkirakan akan berlanjut dalam jangka pendek, selama tekanan eksternal tetap terkendali.

Penulis :
Ahmad Yusuf