
Pantau - Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati menyatakan akan mulai menghitung peluang untuk mencapai target penyempitan defisit Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) hingga menjadi nol persen pada tahun 2027 atau 2028.
Target ini sejalan dengan harapan Presiden Prabowo Subianto yang ingin Indonesia memiliki APBN tanpa defisit dalam dua hingga tiga tahun ke depan.
"Untuk balance budget 2-3 tahun, kita lihat dulu di 2026 ya. Belum mulai 2026 sudah memikirkan 2-3 tahun. Tapi, saya melihat sinyal dari Presiden, jadi nanti juga akan kami siapkan sesuai tadi yang diharapkan," ujar Sri Mulyani dalam konferensi pers RAPBN dan Nota Keuangan 2026.
Fokus APBN 2025 dan Persiapan RAPBN 2026
Sri Mulyani menyampaikan bahwa saat ini fokus utama Kementerian Keuangan adalah pada pelaksanaan APBN 2025 yang masih berjalan sekitar empat bulan ke depan.
Secara bersamaan, pemerintah juga tengah mempersiapkan pelaksanaan RAPBN 2026 yang telah memasuki tahap pembahasan dalam sidang tahunan RUU tentang APBN.
"Untuk arahan yang diminta oleh Presiden, untuk suatu saat Indonesia balance budget, saya rasa itu adalah sesuatu yang nanti harus kita terus hitung dan nanti pasti dilaporkan kepada Presiden," tuturnya.
Dalam RAPBN 2026, pemerintah mengalokasikan belanja negara sebesar Rp3.786,5 triliun dan pendapatan negara sebesar Rp3.147,7 triliun.
Dengan demikian, defisit anggaran tahun 2026 diperkirakan mencapai Rp638,8 triliun atau setara 2,48 persen terhadap Produk Domestik Bruto (PDB).
Komitmen Presiden untuk APBN Seimbang
Presiden Prabowo Subianto dalam pidato kenegaraan menyampaikan keinginannya untuk membawa Indonesia memiliki APBN tanpa defisit, paling lambat pada tahun 2028.
"Adalah harapan saya, adalah cita-cita saya, untuk suatu saat, apakah dalam 2027 atau 2028, saya ingin berdiri di depan majelis ini, di podium ini, untuk menyampaikan bahwa kita berhasil punya APBN yang tidak ada defisitnya sama sekali," kata Presiden Prabowo.
Ia menambahkan bahwa defisit dalam RAPBN 2026 ditopang oleh pembiayaan yang prudent, inovatif, dan berkelanjutan.
Presiden juga menegaskan komitmennya untuk terus melakukan efisiensi dan reformasi anggaran demi menekan defisit seminimal mungkin dan mewujudkan keuangan negara yang sehat dan berdaya tahan.
- Penulis :
- Aditya Yohan