billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Sri Mulyani: Pemerintah Harus Seimbangkan Pajak dan Investasi untuk Capai Pertumbuhan 2026

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Sri Mulyani: Pemerintah Harus Seimbangkan Pajak dan Investasi untuk Capai Pertumbuhan 2026
Foto: (Sumber: Rapat Paripurna tersebut beragendakan pembicaraan tingkat II/pengambilan keputusan terhadap RUU tentang Pertanggungjawaban atas pelaksanaan APBN Tahun Anggaran 2024, tanggapan pemerintah terhadap pemandangan umum fraksi-fraksi atas RUU tentang APBN Tahun Anggaran 2026 beserta nota keuangan, dan laporan Komisi III DPR terhadap hasil pembahasan penggantian Hakim Konstitusi pada Mahkamah Konstitusi. ANTARA FOTO/Asprilla Dwi Adha/YU)

Pantau - Menteri Keuangan (Menkeu) Sri Mulyani Indrawati menegaskan bahwa pemerintah memiliki pekerjaan rumah (PR) untuk meningkatkan penerimaan pajak sambil tetap menjaga iklim investasi guna mencapai target pertumbuhan ekonomi tahun 2026.

Target Pajak Naik 13,5 Persen

Sri Mulyani mengatakan, "Memang dalam hal ini tugas kami berat di dua sisi yang sangat ekstrem. Di satu sisi menaikkan penerimaan pajak, di sisi lain mendukung iklim investasi untuk menciptakan pertumbuhan yang lebih tinggi."

Target penerimaan pajak 2026 dipatok Rp2.357,7 triliun atau tumbuh 13,5 persen dari proyeksi 2025 sebesar Rp2.076,9 triliun.

Selain itu, penerimaan kepabeanan dan cukai ditetapkan tumbuh 7,7 persen menjadi Rp334,3 triliun.

Dengan demikian, total penerimaan perpajakan dalam RAPBN 2026 mencapai Rp2.692 triliun atau naik 12,8 persen dibandingkan tahun sebelumnya.

Instrumen perpajakan akan diarahkan tidak hanya untuk mendorong pertumbuhan ekonomi, tetapi juga meningkatkan rasio pajak (tax ratio).

Rasio pajak 2026 ditargetkan sebesar 10,47 persen dari produk domestik bruto (PDB), lebih tinggi dari proyeksi 2025 sebesar 10,03 persen.

Dorong Investasi dan Pertumbuhan Ekonomi

Selain fokus pada penerimaan pajak, pemerintah juga memperkuat iklim investasi dengan melibatkan BPI Danantara dan pihak swasta.

Target investasi 2026 ditetapkan tumbuh 5,2 persen.

Pertumbuhan ini akan didorong melalui pemberian insentif serta penguatan kawasan ekonomi, dengan tujuan mempercepat transformasi sekaligus mendorong pertumbuhan ekonomi nasional.

Sri Mulyani menegaskan, "Ini (pajak dan investasi) akan kami jaga secara hati-hati, seimbang di antara dua tujuan yang sama sekali berbeda."

Dalam RAPBN 2026, pertumbuhan ekonomi ditargetkan 5,4 persen.

Target ini dipandang sebagai langkah awal menuju pencapaian sasaran Presiden Prabowo Subianto, yaitu pertumbuhan ekonomi 8 persen.

Dari sisi kebijakan makroekonomi, Kementerian Keuangan akan terus bersinergi dengan Bank Indonesia (BI) dan Komite Stabilitas Sistem Keuangan (KSSK) untuk menjaga stabilitas sekaligus menstimulasi pertumbuhan.

Penulis :
Aditya Yohan
Editor :
Tria Dianti