
Pantau - Gubernur Jambi, Al Haris, menegaskan bahwa pembangunan Pembangkit Listrik Tenaga Air (PLTA) di Kabupaten Kerinci akan memperkuat pasokan energi listrik di Pulau Sumatera, dan meminta masyarakat untuk tidak menghambat jalannya proyek tersebut.
Pernyataan itu disampaikan menyusul unjuk rasa warga dari dua desa di Kecamatan Bukit Kerman yang mempersoalkan ganti rugi lahan.
"Saya berharap masyarakat (Kerinci) tidak melakukan hal-hal yang sifatnya menghambat," ujar Al Haris dalam keterangannya.
Imbau Kedepankan Kekeluargaan, Tegaskan PLTA Bukan Milik Asing
Gubernur Jambi mengimbau masyarakat untuk menyelesaikan persoalan melalui pendekatan kekeluargaan dan persaudaraan.
Ia juga menekankan bahwa PLTA ini bukanlah milik pemodal asing, melainkan memiliki keterkaitan langsung dengan masyarakat setempat.
"Karena anak Pak JK (Jusuf Kalla) menikah dengan orang Kerinci, saya kira sama juga orang Kerinci. Artinya, PLTA bukan milik pemodal asing," ungkapnya.
Menurutnya, PLTA ini adalah milik masyarakat Kerinci secara keseluruhan karena keterlibatan keluarga besar warga dalam pembangunan proyek.
Al Haris berharap PLTA Kerinci segera beroperasi agar bisa memberikan kontribusi nyata dalam pemenuhan kebutuhan energi di Sumatera.
Gunakan Debit Air Sungai Merangin, Kapasitas Listrik Capai 350 Megawatt
Proyek PLTA Kerinci memanfaatkan debit air dari Sungai Merangin dan Danau Kerinci sebagai sumber energi.
Wilayah tangkapan air proyek ini mencakup luas 1.353 kilometer persegi dari dasar sungai.
PLTA ini dirancang memiliki kapasitas listrik sebesar 350 megawatt dan akan dilengkapi empat unit pembangkit.
Setiap unit menggunakan turbin tipe vertical francis turbine berkapasitas 87,5 megawatt.
Selain itu, terdapat generator dengan kapasitas 103 mega volt ampere (MVA) dan main transformer 110 MVA dengan tegangan 16,5/150 kilovolt.
- Penulis :
- Aditya Yohan
- Editor :
- Aditya Yohan










