
Pantau - PT Petrokimia Gresik (PG) bersama Kementerian Perindustrian (Kemenperin) resmi menjalankan pilot project dekarbonisasi industri melalui teknologi Carbon Capture and Utilization (CCU), sebagai bagian dari upaya mendukung pengembangan industri hijau di Indonesia.
Direktur Utama Petrokimia Gresik, Daconi Khotob, menjelaskan bahwa proyek ini tidak hanya bertujuan menurunkan emisi karbon, tetapi juga menghasilkan bahan baku strategis untuk kebutuhan industri nasional.
"Fasilitas ini diharapkan dapat mengurangi emisi karbon dan menghasilkan produk samping berupa soda ash dan baking soda," ungkapnya.
Proyek ini telah berjalan selama kurang lebih satu bulan dan dinilai memiliki potensi pengembangan berskala lebih besar di masa depan.
Emisi Karbon Diubah Jadi Bahan Industri Bernilai Ekonomis
Soda ash dan baking soda yang dihasilkan dari proyek ini sangat strategis, mengingat kebutuhan dalam negeri mencapai lebih dari 1 juta ton per tahun, yang selama ini masih bergantung pada impor.
Melalui teknologi CCU, emisi karbon diubah menjadi produk industri, namun untuk mencapai skala industri dibutuhkan peningkatan kapasitas hingga 50.000 ton soda ash atau menyerap sekitar 20.000 ton CO₂ per tahun.
"Jika proyek ini berhasil, potensinya sangat besar untuk dilakukan pengembangan skala lebih luas," tambah Daconi.
Petrokimia Gresik saat ini memproduksi pupuk dan bahan kimia hingga 11 juta ton per tahun, dengan potensi emisi karbon mencapai 2 juta ton per tahun.
Melalui berbagai program dekarbonisasi yang sudah berjalan hingga tahun 2025, emisi berhasil ditekan sekitar 400 ribu ton CO₂ ekuivalen.
Masih tersisa sekitar 1,6 juta ton CO₂ ekuivalen yang membutuhkan penanganan lebih lanjut dengan teknologi rendah karbon seperti CCU.
"Oleh karena itu, diperlukan langkah-langkah inovatif dari perusahaan. Upaya ini sekaligus selaras dengan program Kementerian Perindustrian berupa sistem penangkapan karbon dengan teknologi CCU," jelas Daconi.
Langkah Strategis Menuju Net Zero Emission 2050
Sekretaris Jenderal Kemenperin, Eko SA Cahyanto, dalam forum Annual Indonesia Green Industry Summit (AIGIS) 2025 menyatakan bahwa proyek ini membuktikan bahwa emisi karbon bukanlah limbah, melainkan dapat diolah menjadi komoditas industri yang bernilai.
"Melalui teknologi ini kita bisa memanfaatkan apa yang saat ini dianggap sampah, yaitu emisi karbon, menjadi bahan baku atau bahan lanjutan bernilai ekonomis bagi industri," ujarnya.
Pemerintah sendiri telah mempercepat target Net Zero Emission (NZE) dari tahun 2060 menjadi 2050, dan proyek CCU ini menjadi salah satu langkah konkret untuk mengejar target tersebut.
Target utama dari proyek CCU ini meliputi:
- Menurunkan emisi karbon dari proses industri
- Menghasilkan produk samping bernilai ekonomis
- Menguasai teknologi CCU
- Mendorong pengembangan mesin CCU dalam negeri
Proyek ini merupakan hasil kerja sama antara Petrokimia Gresik, Kemenperin, dan Uwin Resource Regeneration Inc., perusahaan asal Taiwan yang membawa teknologi CCU ke Indonesia.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf
- Editor :
- Ahmad Yusuf