
Pantau - Pemerintah Indonesia tengah mengonsolidasi sejumlah isu strategis yang akan dibawa ke Konferensi Perubahan Iklim PBB Ke-30 (COP30) di Belem, Brasil, pada 10–21 November 2025, termasuk mendorong realisasi janji pendanaan iklim dari negara maju.
Fokus pada Pendanaan Iklim
Dalam rapat persiapan delegasi RI di Jakarta, Wakil Menteri Lingkungan Hidup sekaligus Wakil Kepala Badan Pengendalian Lingkungan Hidup Diaz Hendropriyono menjelaskan bahwa isu utama yang akan dibahas di COP30 meliputi pengurangan emisi, pengawasan, dan evaluasi.
Diaz menegaskan pendanaan iklim menjadi salah satu sorotan, mengingat banyak janji negara maju yang belum terealisasi.
"Yang akan menjadi pembicaraan juga terkait pendanaan iklim, yang menurutnya banyak janji tanpa realisasi," ungkapnya.
Ia menyinggung janji negara maju untuk memberikan pendanaan sebesar 30 miliar dolar AS per tahun bagi negara berkembang yang seharusnya meningkat menjadi 100 miliar dolar AS hingga 2020, namun hingga tenggat tersebut tidak terealisasi.
Baru pada 2022 pendanaan dari negara maju mulai dilakukan, meski jumlahnya tidak sesuai dengan komitmen awal.
Saat ini, Indonesia bersama negara berkembang lainnya mendorong realisasi New Collective Quantified Goal (NCQG) pasca-2025 sebesar 300 miliar dolar AS per tahun, dari usulan 1,3 triliun dolar AS pada COP29 di Baku, Azerbaijan, tahun 2024.
"Kita ingin di COP ini mendorong lagi yang dinamakan Baku to Belem Roadmap, kita ingin mendorong lagi pendanaan menjadi 1,3 triliun dolar AS dari negara maju ke negara-negara berkembang," ia menegaskan.
Strategi Indonesia di COP30
Selain menekan realisasi pendanaan, Indonesia juga akan mendorong peninjauan dan penilaian aksi iklim kolektif melalui Global Stocktake (GST).
Delegasi RI akan membawa target pengurangan emisi nasional terbaru melalui Second Nationally Determined Contribution (NDC).
Diaz menambahkan, promosi perdagangan karbon juga akan menjadi bagian dari agenda Indonesia melalui Paviliun Indonesia di COP30 sebagai bentuk dukungan aksi iklim di dalam negeri.
Adapun sebelum COP30 resmi dibuka, pertemuan tingkat kepala negara dan pemerintahan bertajuk Belem Climate Summit dijadwalkan berlangsung pada 6–7 November 2025.
- Penulis :
- Shila Glorya










