Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Ekonom Sarankan Integrasi Hulu-Hilir untuk Sikapi Rencana Impor Migas dari AS

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Ekonom Sarankan Integrasi Hulu-Hilir untuk Sikapi Rencana Impor Migas dari AS
Foto: (Sumber: Ilustrasi - Kapal tanker berada di terminal peti kemas Pelabuhan Teluk Bayur Padang, Sumatera Barat, Rabu (22/11/2023). ANTARA FOTO/Iggoy el Fitra/aww.)

Pantau - Ekonom dari LBP Enterprises, Lucky Bayu Purnomo, menilai bahwa integrasi sektor minyak dan gas (migas) dari hulu ke hilir secara terukur menjadi salah satu strategi penting dalam menyikapi rencana impor energi dari Amerika Serikat (AS) senilai 15 miliar dolar AS atau sekitar Rp240 triliun.

Integrasi Supply Chain Jadi Kunci

"Saya kira langkah-langkah taktis dalam pengelolaan migas ini adalah mengelola atau mengintegrasikan upstream dengan downstream. Jadi harus ada integrasi upstream sama downstream, karena kan ini bicara supply chain," kata Lucky.

Menurutnya, Indonesia sebagai negara berbasis sumber daya alam (resource based) harus memastikan pengelolaan persediaan energi dilakukan secara terukur, termasuk melalui kewajiban pemenuhan kebutuhan energi domestik atau domestic market obligation (DMO).

"Artinya, negara ini kan resource based. Jadi yang perlu kita perhatikan itu adalah bagaimana inventory atau persediaan itu mampu dikelola dengan baik," tambahnya.

Rencana Impor Migas dari AS dan Subsidi Energi

Sebelumnya, Presiden AS Donald Trump menyatakan bahwa Indonesia berencana mengimpor energi dari AS sebagai bagian dari negosiasi terkait tarif dagang yang dikenakan kepada Indonesia.

Komitmen pembelian energi dari AS meliputi tiga jenis komoditas, yakni minyak mentah (crude), liquefied petroleum gas (LPG), dan produk bahan bakar minyak (BBM).

Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM), Yuliot Tanjung, pada Jumat, 22 Agustus 2025, menegaskan bahwa rencana impor BBM dari AS tetap berjalan.

Yuliot menjelaskan bahwa dalam RAPBN 2026, anggaran ketahanan energi mencapai Rp402,4 triliun, mencakup BBM, LPG, dan listrik, dengan porsi terbesar dialokasikan untuk subsidi energi.

Rincian pembagian anggaran untuk masing-masing komponen tersebut masih dalam tahap pembahasan.

Penulis :
Aditya Yohan