
Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia dibuka melemah tajam pada Jumat pagi, 29 Agustus 2025, turun 88,58 poin atau 1,11 persen ke posisi 7.863,51.
Indeks LQ45 juga ikut terkoreksi, turun 9,66 poin atau 1,19 persen ke posisi 801,91, mencerminkan tekanan menyeluruh di pasar saham domestik.
Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menyebut IHSG berpotensi melanjutkan tren pelemahan menuju level support di 7.900, dipicu kombinasi sentimen negatif dari dalam dan luar negeri.
Aksi Demo Buruh dan Ketegangan Sosial Pengaruhi Pasar
Dari dalam negeri, pasar diguncang oleh ketegangan politik dan sosial setelah aksi demonstrasi besar-besaran buruh di depan Gedung DPR RI pada Kamis, 28 Agustus 2025.
Presiden Konfederasi Serikat Pekerja Indonesia (KSPI), Said Iqbal, menyampaikan bahwa buruh mengusung enam tuntutan utama, termasuk penghapusan sistem outsourcing dan penolakan terhadap kebijakan upah murah.
Unjuk rasa tersebut berakhir ricuh menyusul insiden tragis tewasnya seorang pengemudi ojek online (ojol) akibat terlindas kendaraan taktis Brimob saat pengamanan demo di kawasan Pejompongan.
Situasi ini memicu ketidakpastian politik yang menambah tekanan terhadap pasar saham nasional.
Tekanan Global: Dari Ketegangan Dagang hingga Data Ekonomi
Dari Asia, pelaku pasar mencermati data Consumer Confidence Jepang untuk Agustus 2025 yang diperkirakan turun menjadi 33,5 dari 33,7 pada Juli.
Bank sentral Korea Selatan mempertahankan suku bunga acuan di level 2,5 persen untuk kedua kalinya berturut-turut.
Di sisi lain, ketegangan dagang meningkat setelah Amerika Serikat mengenakan tarif impor 50 persen terhadap India, mendorong Perdana Menteri Narendra Modi memulai tur Asia untuk bertemu pemimpin China, Jepang, dan Rusia.
Sementara itu, dari Eropa, Jerman akan merilis data Retail Sales Juli 2025 yang diprediksi turun 0,4 persen secara bulanan dari sebelumnya naik 1 persen.
Inflasi Agustus di Jerman juga diperkirakan naik tipis ke 2,1 persen dari 2 persen pada Juli.
Inggris, Prancis, dan Jerman memulai proses 30 hari untuk kembali menerapkan sanksi PBB terhadap Iran terkait isu nuklir, yang menambah ketegangan geopolitik di kawasan.
AS Tumbuh Tinggi, Pasar Makin Cemas Jelang The Fed
Dari Amerika Serikat, pertumbuhan ekonomi pada kuartal II-2025 mencapai 3,3 persen secara kuartalan, lebih tinggi dari estimasi 3 persen, dan jauh membaik dibanding kuartal I yang terkontraksi 0,5 persen.
Pertumbuhan ini memicu ketidakpastian baru menjelang pertemuan Federal Reserve (The Fed) pada September 2025, terutama terkait arah suku bunga.
Data Personal Consumption Expenditures (PCE) Price Index, yang menjadi indikator inflasi pilihan The Fed, juga akan dirilis hari ini.
Performa Pasar Global: Variatif di Eropa, Menguat di AS, Campuran di Asia
Pasar saham Eropa pada Kamis (28/8) ditutup bervariasi:
- Euro Stoxx 50 naik 0,111 persen
- FTSE 100 Inggris turun 0,42 persen
- DAX Jerman turun 0,03 persen
- CAC Prancis naik 0,24 persen
Di Wall Street, bursa saham AS ditutup menguat:
- S&P naik 0,32 persen ke 6.501,86
- Nasdaq Composite naik 0,53 persen ke 21.705,16
- Dow Jones naik 71,67 poin atau 0,16 persen ke 45.636,90
Bursa saham Asia pagi ini juga menunjukkan pergerakan campuran:
- Nikkei Jepang turun 176,29 poin atau 0,41 persen ke 42.652,00
- Shanghai naik 16,58 poin atau 0,44 persen ke 3.860,30
- Hang Seng naik 180,68 poin atau 0,73 persen ke 25.199,55
- Strait Times naik 9,00 poin atau 0,21 persen ke 4.262,00
- Penulis :
- Ahmad Yusuf