Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pasar Waspadai Situasi Dalam Negeri, IHSG Diprediksi Melemah Awal Pekan Ini

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Pasar Waspadai Situasi Dalam Negeri, IHSG Diprediksi Melemah Awal Pekan Ini
Foto: (Sumber: Pekerja berjalan di dekat layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Kamis (26/6/2025). ANTARA FOTO/Fauzan/rwa/pri.)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) diprediksi bergerak melemah pada perdagangan hari Senin, seiring dengan meningkatnya kecermatan pasar terhadap kondisi sosial dan politik dalam negeri.

Analis Phintraco Sekuritas, Ratna Lim, menyebutkan bahwa sentimen utama yang memengaruhi pergerakan IHSG saat ini berasal dari faktor domestik, khususnya dinamika sosial, politik, dan keamanan.

Situasi Dalam Negeri Tekan Sentimen Investor

Aksi unjuk rasa yang terjadi selama sepekan terakhir menjadi perhatian utama pelaku pasar, mendorong munculnya kekhawatiran terhadap stabilitas nasional.

"Jika situasi sudah kondusif, IHSG berpotensi menguji level resistance di 7.900–7.940. Namun, jika IHSG ditutup di bawah level 7.760, maka diperkirakan berpotensi menguji level support di 7.630–7.680," ungkap Ratna Lim.

Pelaku pasar akan fokus memantau perkembangan sosial-politik dan keamanan pada awal pekan ini.

Jika gangguan keamanan meluas, hal tersebut dikhawatirkan dapat menurunkan kepercayaan investor.

Penurunan kepercayaan ini bisa memicu terjadinya capital outflow dari investor asing.

Outflow yang meningkat berpotensi melemahkan nilai tukar rupiah dan menambah risiko investasi di pasar domestik.

Bila kondisi ini berlangsung lama, stabilitas ekonomi nasional dapat terganggu akibat penurunan aktivitas ekonomi dan distribusi barang.

Ratna juga menilai ketidakpastian politik bisa berdampak terhadap kondisi fundamental makro ekonomi dan kinerja perusahaan yang tercatat di bursa.

Sentimen Eksternal: Inflasi AS dan Ketegangan Tarif Perdagangan

Dari sisi global, data ekonomi Amerika Serikat menunjukkan bahwa indeks Core Personal Consumption Expenditure (PCE) untuk Juli 2025 naik menjadi 2,9 persen year on year, dari 2,8 persen pada Juni.

Meski sesuai dengan estimasi, angka ini merupakan level tertinggi sejak Februari 2025.

Selain itu, pasar juga menyoroti keputusan pengadilan banding Federal AS yang menyatakan sebagian besar tarif perdagangan yang diberlakukan oleh mantan Presiden Donald Trump adalah ilegal, dengan alasan kewenangan menetapkan tarif berada di tangan Kongres.

Investor global akan mencermati data ketenagakerjaan AS yang akan dirilis pekan ini sebagai indikator lanjutan arah kebijakan ekonomi Negeri Paman Sam.

Bursa Internasional Ditutup Melemah

Pada perdagangan Jumat, 29 Agustus 2025, mayoritas bursa saham Eropa ditutup melemah.

Indeks Euro Stoxx 50 turun 0,83 persen, FTSE 100 Inggris melemah 0,32 persen, DAX Jerman turun 0,57 persen, dan CAC Prancis turun 0,76 persen.

Di pasar saham Amerika Serikat, penurunan juga terjadi pada hari yang sama.

Indeks Dow Jones Industrial Average turun 92,02 poin atau 0,20 persen ke level 45.544,19.

Indeks S&P 500 melemah 0,64 persen ke level 6.460,91, sementara Nasdaq Composite turun tipis 1,22 poin atau 0,03 persen ke level 23.414,02.

Penulis :
Aditya Yohan