Pantau - Wakil Menteri Energi dan Sumber Daya Mineral (ESDM) Yuliot Tanjung menyatakan pemerintah segera membahas persoalan kelangkaan Bahan Bakar Minyak (BBM) di sejumlah SPBU Shell dan BP bersama Pertamina serta pengelola SPBU swasta.
Pemerintah Kumpulkan Pertamina dan SPBU Swasta
"Sudah ada arahan kepada Dirjen Migas untuk segera mengumpulkan. Ini segera dirapatkan antara Pertamina sama badan usaha yang memerlukan impor," ungkap Yuliot setelah menghadiri Rapat Kerja Komisi XII DPR RI di Jakarta, Rabu.
Yuliot menjelaskan Kementerian ESDM berupaya menyesuaikan kebutuhan impor BBM dari SPBU swasta dengan Pertamina karena berkaitan dengan Neraca Perdagangan Indonesia.
Menurutnya, saat ini kementerian sudah memiliki data mengenai jumlah impor BBM baik dari Pertamina maupun SPBU swasta.
"Kami juga memperhatikan neraca komoditas. Jangan sampai neraca komoditas yang sudah disepakati itu ada kelebihan," ujarnya.
Kuota Impor dan Solusi dari Menteri ESDM
Menteri ESDM Bahlil Lahadalia sebelumnya menyarankan agar SPBU swasta seperti Shell dan BP tidak hanya mengandalkan impor, tetapi juga bisa membeli BBM langsung dari Pertamina.
Kementerian ESDM bahkan telah memberikan tambahan kuota impor BBM untuk SPBU swasta sebesar 10 persen dibanding kuota tahun 2024.
Jika dengan tambahan kuota tersebut pasokan masih kurang, Bahlil meminta SPBU swasta memanfaatkan stok Pertamina yang dinilai masih mencukupi.
Bahlil menegaskan, "Stok BBM Pertamina masih banyak dan dapat dibeli SPBU swasta."
Kelangkaan BBM di SPBU Shell dan BP mulai dirasakan masyarakat di Jakarta sejak pertengahan Agustus, ketika sejumlah jenis BBM tidak dijual untuk waktu yang tidak ditentukan.
Kondisi tersebut memicu antrean kendaraan di SPBU yang masih beroperasi normal dan menimbulkan keresahan masyarakat.
- Penulis :
- Arian Mesa
