Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

IHSG Ditutup Turun 1,06 Persen, Pasar Saham Asia dan Prospek Suku Bunga The Fed Tekan Sentimen

Oleh Arian Mesa
SHARE   :

IHSG Ditutup Turun 1,06 Persen, Pasar Saham Asia dan Prospek Suku Bunga The Fed Tekan Sentimen
Foto: Ilustrasi - Layar digital menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) (sumber: IDX)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Kamis (25/9/2025) sore ditutup melemah 85,90 poin atau 1,06 persen ke posisi 8.040,66 mengikuti pelemahan mayoritas bursa saham Asia.

IHSG Merah Sejak Sesi Pertama

Indeks LQ45 ikut turun 13,07 poin atau 1,62 persen ke posisi 795,70.

IHSG sempat dibuka menguat, namun bergerak ke teritori negatif sejak penutupan sesi pertama dan bertahan di zona merah hingga penutupan perdagangan.

Total frekuensi perdagangan tercatat 2.696.999 kali transaksi dengan volume 53,47 miliar lembar saham senilai Rp26,24 triliun.

Sebanyak 242 saham menguat, 434 saham melemah, dan 123 stagnan.

Saham yang mencatat penguatan terbesar antara lain ZATA, FUTR, RANC, SHIP, dan KONI.

Sementara itu, saham yang melemah paling dalam adalah LIVE, FISH, SOSS, SMKM, dan UDNG.

Tekanan Global dan Kebijakan Domestik

Pelemahan IHSG terjadi seiring pelaku pasar global mencermati prospek kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat, The Fed.

"Pelaku pasar terus mempertimbangkan prospek suku bunga bank The Fed," ungkap seorang analis pasar modal.

Ketua The Fed Jerome Powell menyampaikan pernyataan hati-hati dengan menekankan tantangan menyeimbangkan inflasi yang persisten dengan pasar tenaga kerja yang melambat.

Pejabat The Fed terpecah dalam pandangan: sebagian memproyeksikan dua kali penurunan suku bunga tambahan tahun ini, sebagian memilih pendekatan lebih terukur, sementara lainnya mendorong pelonggaran lebih agresif.

Dari sisi perdagangan internasional, Amerika Serikat menurunkan tarif mobil asal Eropa dari 27,5 persen menjadi 15 persen sesuai perjanjian dagang AS-Uni Eropa Juli 2025.

Uni Eropa juga menurunkan bea masuk sejumlah barang dari AS, langkah yang sudah lama ditunggu Washington.

Di kawasan Asia, Bank Sentral China (PBOC) menyuntikkan 600 miliar Yuan melalui Fasilitas Pinjaman Jangka Menengah (MLF) satu tahun untuk menjaga likuiditas sistem perbankan.

Bursa Asia bergerak bervariasi sore ini dengan Nikkei naik 126,19 poin (0,28 persen) ke 45.756,50, sementara Shanghai turun tipis 0,34 poin (0,01 persen) ke 3.853,30.

Indeks Hang Seng melemah 33,97 poin (0,13 persen) ke 26.484,13 dan Straits Times turun 16,54 poin (0,39 persen) ke 4.273,39.

Dari dalam negeri, DPR RI resmi mengesahkan Rancangan Undang-Undang (RUU) Anggaran Pendapatan dan Belanja Negara (APBN) 2026 menjadi undang-undang.

Pendapatan negara dalam APBN 2026 ditetapkan Rp3.153,9 triliun, naik tipis dari Rp3.147,6 triliun.

Sementara belanja negara meningkat menjadi Rp3.842,7 triliun, lebih tinggi dibandingkan RAPBN sebesar Rp3.786,4 triliun.

APBN 2026 diproyeksikan mengalami defisit Rp689,1 triliun.

Defisit yang melebar dinilai berpotensi menekan stabilitas fiskal, daya beli masyarakat, dan aktivitas ekonomi sehingga pelaku pasar berharap adanya pengelolaan fiskal yang lebih hati-hati.

Penulis :
Arian Mesa
Editor :
Arian Mesa