Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Industri Fesyen Nasional Tumbuh Positif, Kemenperin Fokus Perkuat Ekosistem dari Hulu ke Hilir

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Industri Fesyen Nasional Tumbuh Positif, Kemenperin Fokus Perkuat Ekosistem dari Hulu ke Hilir
Foto: Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita berbicara dalam acara Indonesia Fashion Ecosystem Summit (IDFES) 2025 di Jakarta, Jumat 26/9/2025 (sumber: ANTARA/Shofi Ayudiana)

Pantau - Kementerian Perindustrian (Kemenperin) mencatat industri fesyen nasional menunjukkan tren positif pada triwulan II-2025 dengan kontribusi sebesar 6,96 persen terhadap produk domestik bruto (PDB) industri pengolahan nonmigas, naik 1,6 persen dibandingkan periode yang sama tahun lalu.

Kontribusi Industri Fesyen terhadap Ekonomi

Direktur Jenderal Industri Kecil, Menengah, dan Aneka (IKMA) Kemenperin Reni Yanita menyampaikan bahwa pertumbuhan ini turut memberi dampak signifikan bagi lapangan kerja.

"Dari sisi ketenagakerjaan juga mampu menyerap tenaga kerja yang cukup besar, yaitu sekitar 1,6 juta orang di industri kecil pada 2024, dan hampir 89 ribu orang di industri besar," ungkapnya dalam acara Indonesia Fashion Ecosystem Summit (IDFES) 2025 di Jakarta, Jumat.

Reni mengingatkan perlunya kewaspadaan terhadap peningkatan impor pakaian jadi yang naik 10,34 persen.

Ia menekankan pentingnya membangun ekosistem industri fesyen yang kuat, mulai dari hulu hingga hilir.

Strategi Penguatan Ekosistem Industri

Dukungan terhadap sentra industri kecil dan menengah (IKM) batik, tenun, dan kerajinan lainnya disebut akan diperkuat.

Selain itu, pelatihan bagi desainer dan penjahit menjadi fokus untuk meningkatkan kualitas produk, termasuk pengembangan bahan baku.

Untuk memperkuat kapasitas pelaku industri fesyen nasional, Kemenperin telah menjalankan serangkaian program strategis yang mencakup berbagai aspek pengembangan industri.

Program tersebut meliputi penyelenggaraan kompetisi inovasi untuk mendorong kreativitas pelaku usaha, fasilitasi sertifikasi produk seperti sertifikasi halal dan industri hijau, serta pembentukan inkubator bisnis sebagai wadah pembinaan dan akselerasi usaha baru.

Kemenperin juga melakukan revitalisasi sentra IKM, pengembangan sumber daya manusia melalui pelatihan teknis dan program magang, serta penumbuhan wirausaha baru di sektor fesyen.

Restrukturisasi mesin dan peralatan turut dilakukan untuk meningkatkan efisiensi dan kualitas produksi.

Lebih lanjut, Kemenperin memfasilitasi keikutsertaan pelaku industri dalam berbagai pameran dan kegiatan promosi, baik di dalam negeri maupun pasar internasional, sebagai langkah konkret memperluas jangkauan produk fesyen Indonesia serta memperkuat posisi industri nasional di kancah global.

Penulis :
Shila Glorya