
Pantau - PT Bank KEB Hana Indonesia (Hana Bank) menyiapkan strategi menjaga loyalitas nasabah di tengah rencana kenaikan bunga deposito valuta asing (valas) yang dilakukan Himpunan Bank Milik Negara (Himbara).
Strategi Hana Bank Hadapi Persaingan
Chief Personal Banking Officer Hana Bank, Stefen Loekito, menjelaskan pihaknya mengoptimalkan layanan korporasi dan memperkuat likuiditas untuk mempertahankan nasabah.
"Dari sisi corporate banking services-nya, kita akan coba retain di situ. Supaya customer tetap menaruh rekening operasionalnya di kita," ungkapnya.
Hana Bank memperluas layanan supply chain financing bagi perusahaan yang dibiayai maupun mitra dalam rantai pasoknya.
"Sehingga customer tidak perlu pindah ke bank lain. Dan kalau ada keperluan forex (transaksi valuta asing), apalagi dengan Korea, di tempat kami bisa lebih seamless," tambah Stefen.
Ia mengaku terkejut saat Himbara serentak mengumumkan kenaikan bunga deposito valas menjadi 4 persen untuk seluruh tiering saldo dan tenor 1–12 bulan.
Hana Bank juga memiliki produk deposito valas, namun masih bersikap wait and see terkait penyesuaian suku bunga.
"Kita tunggu juga, sih, sebenarnya perkembangan berikutnya bagaimana (perkembangan deposito valas Himbara ke depan, apakah bersifat berkelanjutan atau hanya sementara)," katanya.
Per Juni 2025, dana pihak ketiga (DPK) Hana Bank tercatat Rp27,71 triliun atau tumbuh 8,79 persen year on year.
Deposito menjadi komponen dominan dengan nilai Rp17,02 triliun, sedangkan dana murah (CASA) dari giro dan tabungan mencapai Rp10,67 triliun.
Saat ini bunga deposito valas Hana Bank sebesar 3 persen untuk tenor 1 bulan serta 3,25 persen untuk tenor 3, 6, dan 12 bulan, dengan minimal penempatan 1.000 dolar AS.
Kebijakan bunga tersebut berlaku sejak 21 Juni 2023.
Respons Pemerintah atas Kenaikan Bunga Himbara
Himbara resmi menaikkan bunga deposito valas menjadi 4 persen efektif pada 5 November 2025.
Namun, Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menegaskan pemerintah tidak pernah memberikan arahan kepada Himbara untuk menaikkan bunga tersebut.
Dalam taklimat media, ia menjelaskan pernah ada diskusi mengenai insentif bagi pemegang valas, tetapi pembahasan belum selesai karena ada risiko yang masih dihitung.
Tim yang ditugaskan Presiden Prabowo Subianto baru akan melaporkan hasil pengukuran risiko pada 3 Oktober 2025.
Purbaya menekankan prinsip pro-pasar dalam setiap kebijakan fiskal.
"Jadi, kami selalu mengarahkan kebijakan untuk menggerakkan pasar supaya lebih efisien, bukan mendikte," tegasnya.
- Penulis :
- Leon Weldrick