
Pantau - Meuseuraya Festival 2025 yang berlangsung di Balai Meuseuraya Aceh (BMA), Banda Aceh, dari tanggal 24 hingga 28 September, dipenuhi suasana meriah dengan aroma kopi khas Aceh dan transaksi digital tanpa uang tunai di setiap sudut acara.
Festival yang diselenggarakan oleh Kantor Perwakilan Bank Indonesia (KPwBI) Provinsi Aceh ini mengusung tema "Kolaborasi Meningkatkan Daya Saing Aceh melalui Ekonomi dan Keuangan Syariah yang Inklusif, Digital, dan Berkelanjutan."
Di tengah lampu hias kuning keemasan yang menggantung di antara stand UMKM dan pepohonan, para pengunjung menikmati minuman sanger panas sambil berbincang santai—tanpa perlu repot membawa dompet.
QRIS Jadi Andalan Transaksi di Festival
Pemandangan transaksi digital menjadi hal yang umum selama festival berlangsung.
Seorang pengunjung hanya mengangkat ponselnya ke arah papan berisi Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) yang disediakan pelaku UMKM, dan pembayaran pun selesai dalam waktu kurang dari 10 detik.
"Pembayaran sanger dilakukan tanpa uang tunai, tanpa uang kembalian, tanpa kendala, hanya dengan QRIS," ujar salah satu pelaku UMKM di festival tersebut.
Semua transaksi dalam Meuseuraya Festival 2025 memang diwajibkan dilakukan secara digital.
Tujuannya adalah untuk mendorong literasi keuangan digital kepada masyarakat sekaligus memperkuat ekosistem ekonomi dan keuangan syariah di Aceh.
Strategi BI Dorong UMKM Go Digital
Bank Indonesia melihat digitalisasi sebagai bagian penting dari pengembangan UMKM di Aceh.
Daffa Amarul, Analis Pengembangan UMKM Bank Indonesia Perwakilan Aceh, menyatakan bahwa digitalisasi transaksi merupakan bagian dari strategi jangka panjang BI.
"Bank Indonesia memiliki kerangka pengembangan UMKM yang berfokus pada empat pilar, yaitu digitalisasi, korporatisasi, peningkatan kapasitas dan peningkatan akses pembiayaan," ungkapnya.
Ia juga menambahkan bahwa implementasi transaksi digital di Meuseuraya Festival merupakan bentuk konkret percepatan adopsi digital di kalangan UMKM.
Dengan semakin terbiasanya pelaku UMKM dan masyarakat melakukan transaksi non tunai, BI berharap ekonomi Aceh bisa tumbuh secara inklusif dan berkelanjutan.
- Penulis :
- Aditya Yohan