
Pantau - Jumlah pengguna Quick Response Code Indonesian Standard (QRIS) di Indonesia kini telah melampaui jumlah pengguna kartu kredit, menandai lonjakan signifikan dalam adopsi sistem pembayaran digital di tanah air.
QRIS Tumbuh Pesat, Kalahkan Kartu Kredit
Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkapkan bahwa pengguna QRIS telah menembus angka 50 juta orang.
"Payment QRIS itu terus meningkat dan jumlah penggunanya di Indonesia sudah lebih dari 50 juta. Ini sudah lebih tinggi dari pengguna kartu kredit," ungkapnya.
Ia menambahkan bahwa antusiasme masyarakat terhadap QRIS turut membuat sejumlah penyedia jasa pembayaran elektronik mulai merasa khawatir akan persaingan pasar.
Selain digunakan secara luas di dalam negeri, Airlangga menjelaskan bahwa QRIS juga telah mulai diterapkan di beberapa negara kawasan Asia Tenggara seperti Malaysia, Singapura, dan Thailand.
Lebih lanjut, QRIS kini juga digunakan di beberapa negara Asia Timur seperti Jepang, China, dan Korea Selatan.
"Kami sedang mendorong untuk di Uni Emirat Arab. Kalau ini kita bisa lakukan, maka kita tidak menggunakan mata uang lain untuk transaksi di luar negeri. Ini akan menjaga stabilitas rupiah kita," ia mengungkapkan.
Transaksi Antarnegara Meningkat, Dorong Stabilitas Rupiah
Gubernur Bank Indonesia Perry Warjiyo mencatat bahwa total nilai transaksi QRIS antarnegara di Malaysia, Singapura, dan Thailand telah mencapai Rp1,66 triliun hingga Juni 2025.
Bank Indonesia juga melaporkan pertumbuhan pesat dalam volume transaksi digital menggunakan QRIS, yang naik sebesar 162,77 persen secara tahunan (year-on-year/yoy) per Juli 2025.
Pertumbuhan ini sejalan dengan tren kenaikan pembayaran digital secara umum yang tumbuh 45,30 persen (yoy), dengan total mencapai 4,44 miliar transaksi.
Sementara itu, volume transaksi melalui aplikasi mobile tercatat naik sebesar 26,07 persen (yoy).
Sedangkan volume transaksi melalui internet banking juga mengalami pertumbuhan sebesar 12,68 persen (yoy).
- Penulis :
- Shila Glorya