
Pantau - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengajak para pelaku usaha untuk segera memanfaatkan likuiditas pasar yang tersedia guna mempercepat laju investasi dan memperkuat perputaran ekonomi nasional.
Konversi Likuiditas ke Lapangan Jadi Tantangan Utama
Ketua Umum Kadin Indonesia, Anindya Bakrie, menyebut bahwa saat ini tantangan terbesar adalah mengonversi likuiditas yang tersedia di sistem menjadi likuiditas nyata di lapangan.
"Perputaran uang tidak akan terjadi jika tidak ada pengeluaran (spending) dan aktivitas ekonomi yang bergerak," ungkapnya.
Ia menjelaskan bahwa pemanfaatan likuiditas pasar penting untuk mendongkrak daya beli masyarakat sekaligus mempercepat perputaran ekonomi dalam negeri.
Kadin memberikan apresiasi kepada Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa atas peran aktifnya dalam menyediakan likuiditas dalam sistem keuangan nasional.
Namun, Anindya menekankan bahwa likuiditas itu tidak boleh hanya mengendap di sistem perbankan, tetapi harus segera diwujudkan dalam bentuk investasi konkret.
Pendalaman Pasar Modal dan Serapan Dana Himbara
Kadin juga mendorong pendalaman pasar modal sebagai salah satu strategi memperkuat ekosistem pembiayaan nasional.
Anindya mendorong lebih banyak perusahaan nasional untuk melantai di bursa (listing) agar mendapat akses pembiayaan lebih luas.
Ia menyebut pasar modal sebagai instrumen penting dalam risk financing, yang mendukung pergerakan ekonomi melalui likuiditas dan pembiayaan ekuitas yang kuat.
Sebelumnya, Menteri Keuangan Purbaya menyampaikan bahwa pemerintah telah menempatkan Rp200 triliun dana ke bank-bank Himbara (Himpunan Bank Milik Negara).
Kebijakan ini berhasil mengubah citra fiskal Indonesia dari "tidak punya uang" menjadi "kelebihan uang".
Dana tersebut memberikan manfaat besar dalam meningkatkan likuiditas, mendorong konsumsi, mempercepat pertumbuhan kredit, dan membuka peluang investasi.
Hingga saat ini, serapan dana oleh bank Himbara telah mencapai Rp112,4 triliun atau setara 56 persen dari total yang ditempatkan.
Berikut rincian penyaluran likuiditas oleh bank-bank penerima:
- Bank Mandiri: Rp40,6 triliun dari total Rp55 triliun
- BRI: Rp33,9 triliun dari total Rp55 triliun
- BNI: Rp27,6 triliun dari total Rp55 triliun
Kadin berharap optimalisasi penggunaan dana ini benar-benar berdampak pada aktivitas riil, bukan hanya tercatat di atas kertas.
- Penulis :
- Aditya Yohan