
Pantau.com - Mendirikan startup bukanlah perkara sepele, diperlukan jatuh bangun dan fokus luar biasa untuk bisa menjadikannya sebuah perusahaan.
Menurut penuturan Immanuel Sanka selaku Development startup JALA, setidaknya ada empat kesalahan yang dilakukan para pendiri startup hingga cepat jatuh.
1. Tidak konsisten
Baca juga: Tak Hanya di Indonesia, 10 Startup Kaya Amerika 'Mati' di 2018
Startup banyak didirikan oleh para millennials, tapi sayang banyak dari mereka yang tidak sabar dan cenderung ingin cepat instan.
Seperti contoh Sanka startup JALA saja harus berjalan 2 tahun sebelum menemukan ritme dan pola yang pas hingga mendapat pemasukan.
2. Tidak Satu Visi dan Misi
Baca juga: Bermodal Tanda Tangan Digital, Start Up Ini Targetkan Pendapatan Rp
Nah, ini banyak ditemukan antar anggota satu tim startup, padahal ini adalah dasar, jika sudah seperti itu sebaiknya berfikir ulang atau samakan pemikiran sejak awal daripada 'repot' kedepannya.
"Kalau yang satu pengen A, yang satu pengen B, ya gimana, masa company (perusahaan)nya harus bikin C yang bisa mewadahi A dan B, kalau kapasitas besar it's oke, ya bisa jalan, tapi yang namanya start up masih kecil ya, limited founding, limited accses," ujar Sanka di Kuningan, Jakarta Selatan, Rabu (16/1/2019).
3. Perencanaan uang yang tak baik
Baca juga: Mengetahui Apa Itu Startup 'Unicorn'
Tidak melulu membutuhkan modal besar, tetapi lebih kepada seberapa pintar melihat kesempatan dan peluang untuk membesarkan perusahaan seperti mengikuti kompetisi dan event untuk mencari modal dan relasi.
4. Tidak memanfaatkan sekitar
Baca juga: Tak Cicipi 'Puncak Kejayaan', Kenapa Banyak Startup Gagal? (Bagian II)
Ketika keterbatasan terhadap bahasa, cobalah cari teman atau relasi yang bisa memasarkan atau setidaknya menyampaikan informasi lewat bahasa internasional yakni Inggris, agar orang lebih mau berinvestasi khususnya orang luar.
"Coba cari temen yang mereka bisa nulis bisa ngomong speech dan lain sebagainya pakai bahasa Inggris, internasional language. Nah, disitu problem akan mulai sedikit berkurang," tutupnya
- Penulis :
- Nani Suherni