billboard mobile
FLOII Event 2025 - Paralax
ads
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

IHSG Dibuka Melemah 1,07 Persen, Tertekan Sentimen Global dan Penguatan Dolar AS

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

IHSG Dibuka Melemah 1,07 Persen, Tertekan Sentimen Global dan Penguatan Dolar AS
Foto: (Sumber: Arsip foto - Jurnalis mengambil gambar layar digital yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta, Selasa (8/4/2025). ANTARA FOTO/Bayu Pratama S/nz/pri. (ANTARA FOTO/BAYU PRATAMA S).)

Pantau - Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada pembukaan perdagangan Senin pagi, 13 Oktober 2025, dibuka melemah sebesar 88,21 poin atau 1,07 persen ke level 8.169,65.

Penurunan juga terjadi pada indeks LQ45 yang turun 9,45 poin atau 1,19 persen ke posisi 784,16.

Tim Riset Lotus Andalan Sekuritas menjelaskan bahwa tekanan terhadap IHSG dipicu oleh menguatnya indeks dolar Amerika Serikat ke level 99, tertinggi sejak Juni 2025.

"Indeks dolar AS terus menguat ke level 99, menandakan peralihan investor ke aset dolar dan berpotensi memicu arus keluar modal asing dari pasar Indonesia," jelas tim riset.

Sentimen Dalam Negeri: Data ULN dan PMA Jadi Fokus Pasar

Dari dalam negeri, pelaku pasar tengah mencermati rilis data utang luar negeri (ULN) Indonesia untuk Agustus 2025 yang dijadwalkan diumumkan pada Rabu, 15 Oktober.

Pada Juli 2025, total ULN Indonesia tercatat sebesar 434,1 miliar dolar AS atau tumbuh 4,1 persen secara tahunan (year on year).

Rinciannya sebagai berikut:

  • ULN pemerintah naik 9,0 persen menjadi 211,7 miliar dolar AS
  • ULN swasta relatif stabil di angka 195,6 miliar dolar AS
  • Rasio ULN terhadap Produk Domestik Bruto (PDB) turun menjadi 30 persen
  • Proporsi pinjaman jangka panjang mencapai 85,5 persen
  • Selain itu, pasar juga menantikan rilis data Penanaman Modal Asing (PMA) kuartal III-2025.

Pada kuartal sebelumnya, realisasi investasi nasional mencapai Rp477,7 triliun, terdiri dari:

  • PMA: Rp202,2 triliun
  • PMDN: Rp275,5 triliun

Shutdown AS dan Ketidakpastian The Fed Tekan Sentimen Global

Dari eksternal, penutupan pemerintahan (shutdown) Amerika Serikat telah memasuki hari kesembilan, tanpa ada kemajuan signifikan dalam negosiasi antara Partai Republik dan Demokrat.

Dampak awal shutdown mulai terasa, seperti pengurangan tenaga kerja di Internal Revenue Service (IRS) dan penundaan penerbangan oleh Federal Aviation Administration (FAA).

Sebagian pelaku pasar menilai dampak ekonomi besar baru akan terlihat apabila shutdown berlangsung lebih lama.

Di sisi lain, risalah rapat FOMC menunjukkan adanya perbedaan pandangan di internal The Fed terkait arah kebijakan suku bunga.

Pasar masih menanti sinyal yang lebih tegas terkait potensi pelonggaran moneter.

Faktor lain yang turut menekan pasar saham global adalah valuasi saham yang tinggi, ketidakpastian arah kebijakan moneter, serta potensi perlambatan ekonomi akibat dampak shutdown.

Bursa Global Melemah, Asia Dibuka Turun

Pada perdagangan Jumat, 10 Oktober 2025, bursa saham Eropa ditutup melemah secara serempak:

  • Euro Stoxx 50: turun 1,68%
  • FTSE 100 Inggris: turun 0,86%
  • DAX Jerman: turun 1,50%
  • CAC Prancis: turun 1,53%

Bursa saham Amerika Serikat di Wall Street juga mengalami koreksi signifikan:

  • Dow Jones: turun 1,90% ke 46.479,60
  • S&P 500: turun 2,71% ke 6.552,51
  • Nasdaq Composite: turun 3,49% ke 24.221,75

Bursa saham Asia pada Senin pagi turut dibuka melemah:

  • Nikkei: turun 491,64 poin atau 1,01% ke 48.088,80
  • Shanghai: turun 44,51 poin atau 1,16% ke 3.851,25
  • Hang Seng: turun 580,32 poin atau 2,14% ke 25.733,50
  • Strait Times: turun 46,42 poin atau 1,05% ke 4.380,07
Penulis :
Ahmad Yusuf