
Pantau - Pemerintah Indonesia resmi menyatakan bahwa negara telah berhasil mencapai swasembada beras pada tahun 2025, lebih cepat dari target yang ditetapkan Presiden Prabowo Subianto.
Produksi Nasional Melonjak, Impor Beras Dihentikan
Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyampaikan bahwa stok beras nasional kini menembus lebih dari 4 juta ton, menjadi yang tertinggi dalam 57 tahun terakhir.
“Capaian ini memungkinkan pemerintah menghentikan impor beras dan memperkuat cadangan pangan nasional sebagai penopang ketahanan ekonomi serta stabilitas sosial,” ungkap Amran.
Produksi beras nasional tahun 2025 tercatat mencapai 33,8 juta ton dengan surplus antara 3,5 hingga 4 juta ton, sehingga impor tidak lagi diperlukan.
Kementerian Pertanian memproyeksikan ketersediaan beras nasional sepanjang Januari–Desember 2025 sebanyak 36,98 juta ton, sementara kebutuhan nasional hanya sekitar 23,2 juta ton.
Surplus pada Januari–September 2025 diperkirakan mencapai 13,78 juta ton.
Tingginya stok beras memperkuat ketahanan pangan dan memberi ruang fiskal bagi pemerintah untuk menyerap hasil panen petani dalam negeri.
Nilai Tukar Petani (NTP) juga meningkat signifikan, mencapai 121 pada Mei 2025, naik dari 116 pada periode yang sama tahun sebelumnya.
Kebijakan pemerintah dalam menaikkan harga pembelian gabah kering panen dan jagung, serta menjamin penyerapan produksi petani, dinilai berperan besar menjaga stabilitas harga dan meningkatkan kesejahteraan petani.
Dampak Positif di Dalam Negeri dan Pasar Global
Keberhasilan swasembada beras ini membawa dampak positif luas di tingkat domestik.
Pendapatan petani meningkat, rantai pasok pangan semakin kuat, harga konsumen menjadi stabil, dan tekanan inflasi nasional menurun.
Sementara itu, negara-negara eksportir seperti Thailand, Vietnam, dan Kamboja mengalami penurunan ekspor ke Indonesia akibat berkurangnya permintaan dari pasar domestik.
Pemerintah menegaskan bahwa swasembada beras bukanlah akhir, melainkan awal dari upaya panjang menuju kedaulatan pangan berkelanjutan.
“Tantangan ke depan adalah menjaga agar capaian ini tidak bersifat sementara, melainkan menjadi fondasi swasembada yang berkelanjutan,” tegas Amran.
Keberhasilan ini disebut sebagai hasil dari rangkaian kebijakan yang konsisten, saling terhubung, dan berpihak pada kepentingan petani serta kedaulatan pangan nasional.
- Penulis :
- Aditya Yohan