
Pantau - Menteri Ekonomi Kreatif Teuku Riefky Harsya menyatakan bahwa tiga subsektor ekonomi kreatif—kuliner, kriya, dan fesyen—menjadi penyumbang terbesar ekspor Indonesia dan memperkuat daya saing produk lokal di pasar global.
Ketiga subsektor tersebut termasuk dalam tujuh sektor prioritas yang ditetapkan Presiden Prabowo dalam Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN), karena dinilai berbasis budaya dan mampu bersaing secara desain maupun digital.
"Tetapi ada tujuh sektor prioritas yang diminta oleh Bapak Presiden dalam RPJMN untuk menjadi prioritas, yaitu fashion, kuliner, kriya karena sumbangannya terhadap perekonomian termasuk ekspor cukup tinggi," ujar Riefky.
Ekraf Berbasis Digital dan Budaya Jadi Penggerak Ekspor
Riefky juga menyebut subsektor lain yang menunjukkan perkembangan signifikan dan berkontribusi dalam ekspor, seperti games, aplikasi digital, film animasi, dan musik.
Sektor ekonomi kreatif terus menunjukkan kontribusi nyata terhadap pertumbuhan ekonomi nasional, terutama di bawah pemerintahan Presiden Prabowo.
Pemerintah menekankan bahwa subsektor ekonomi kreatif berbasis budaya dan digital bukan hanya menjadi penggerak ekonomi domestik, tetapi juga memiliki potensi besar untuk meningkatkan nilai ekspor nasional.
Arah pembangunan ekraf sendiri telah diatur melalui Peraturan Presiden sejak tahun 2018, yang menetapkan 17 subsektor ekonomi kreatif.
Subsektor tersebut dikelompokkan ke dalam empat basis utama:
- Berbasis budaya: kuliner, kriya, fesyen, seni pertunjukan, seni rupa
- Berbasis desain: arsitektur, interior, desain produk, desain komunikasi visual
- Berbasis media: film, animasi, fotografi, televisi, radio
- Berbasis digital dan teknologi: games dan aplikasi digital
" Kemudian juga ada kreativitas berbasis media, di situ ada film, animasi, penerbitan fotografi, termasuk TV dan radio. Kemudian juga ada kreativitas berbasis digital dan teknologi di situ ada games dan juga aplikasi digital," jelas Riefky.
Program ASIK Dorong Akselerasi Ekspor Kreatif
Untuk mempercepat ekspor produk kreatif, Kementerian Pariwisata dan Ekonomi Kreatif telah meluncurkan program ASIK (Akselerasi Ekspor Kreasi Indonesia).
Program ini telah berjalan selama 10 bulan dan menjadi instrumen penting untuk membantu para pelaku ekonomi kreatif menghadapi berbagai tantangan dalam menembus pasar global.
Beberapa tantangan utama yang dihadapi antara lain:
- Kurangnya pemahaman menjangkau pasar internasional
- Cara agar produk lebih kompetitif
- Efisiensi proses ekspor
- Persiapan transaksi internasional
Riefky menegaskan pentingnya dukungan berbagai pihak, sebab data Badan Pusat Statistik (BPS) menunjukkan tren positif kontribusi ekonomi kreatif terhadap PDB, investasi, ekspor, dan penciptaan lapangan kerja.
Hilirisasi dan Penguatan Ekraf Daerah
Pemerintah juga terus mendorong hilirisasi ekonomi kreatif ke daerah-daerah melalui kerja sama dengan perguruan tinggi, pemerintah daerah, serta sektor swasta nasional dan internasional.
Saat ini telah terbentuk dinas ekonomi kreatif di 28 provinsi dan 80 kabupaten/kota sebagai upaya memperkuat pengelolaan potensi lokal.
Dengan ekosistem yang semakin terkoneksi, diharapkan ekonomi kreatif Indonesia semakin terkelola dan mampu bersaing di pasar global.
- Penulis :
- Ahmad Yusuf