billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Wamenekraf Irene Umar Dorong Ekonomi Restoratif dari Desa, Soroti Kemandirian dan Potensi Lokal

Oleh Aditya Yohan
SHARE   :

Wamenekraf Irene Umar Dorong Ekonomi Restoratif dari Desa, Soroti Kemandirian dan Potensi Lokal
Foto: (Sumber: Wakil Menteri Ekonomi Kreatif, Irene Umar, memberi sambutan pada kegiatan Belajar Silang Lintas Sektor untuk Ekonomi Restoratif / Pertanian Regeneratif / Ekonomi Kreatif dan Inovasi Berbasis Desa dan Pemberdayaan Perempuan yang berlangsung di Kampus Bambu Komodo, Labuan Bajo, Selasa (23/10/2025) (ANTARA/HO-Kementerian Ekonomi Kreatif).)

Pantau - Wakil Menteri Ekonomi Kreatif (Wamenekraf) Irene Umar menekankan pentingnya penguatan kapasitas daerah, khususnya dari tingkat desa, sebagai langkah awal dalam membangun ekonomi restoratif dan berkelanjutan berbasis potensi lokal yang terarah dan berdampak.

Ekonomi Harus Dimulai dari Daerah, Bukan Hanya Kota Besar

Dalam kunjungannya ke Kampus Bambu Komodo, Labuan Bajo, Nusa Tenggara Timur, Selasa (28 Oktober 2025), Irene menyatakan bahwa pembangunan ekonomi kreatif harus berakar dari daerah, bahkan lebih baik dimulai dari desa.

"Indonesia terlalu luas untuk hanya terpusat di kota-kota besar," ujarnya.

Ia menekankan bahwa prinsip kemandirian sangat penting dalam pengelolaan:

  • Energi
  • Sumber daya alam

Irene mendorong setiap daerah untuk mengenali dan mengembangkan tiga potensi unggulan lokal, yaitu:

  • Potensi manusia
  • Potensi budaya
  • Potensi sumber daya alam

Menurutnya, jika ketiga potensi ini dipetakan dan dimanfaatkan secara strategis, maka daerah akan memiliki mesin pertumbuhan ekonomi yang mandiri dan berdaya saing.

Pemetaan Aset dan Narasi Lokal Jadi Kunci Penguatan Ekonomi Kreatif

Wamenekraf menegaskan perlunya pemetaan aset daerah untuk memastikan pengembangan ekonomi kreatif berjalan terarah dan memberikan dampak nyata.

Ia juga menyoroti pentingnya ekonomi berbasis narasi (story-nomics) dalam memperkuat identitas produk lokal agar mampu menembus pasar global.

"Produk kreatif Indonesia perlu dikenal di pasar global dengan mengangkat nilai, cerita, dan identitasnya. Ini akan meningkatkan penghargaan terhadap diri sendiri dan lingkungan," ungkap Irene.

Pendekatan ini sejalan dengan program prioritas dalam Asta Cita Ekraf, termasuk:

Kemandirian pangan dari rumah tangga hingga tingkat provinsi

Pemanfaatan optimal kekayaan alam nasional

Apresiasi untuk Perempuan dan Inovasi Lokal di Labuan Bajo

Irene mengapresiasi inisiatif Kampus Bambu Komodo yang digagas Yayasan Bambu Lingkungan Lestari (YBLL) sebagai contoh nyata kontribusi ekonomi kreatif berbasis potensi lokal.

Ia menyoroti peran perempuan sebagai motor penggerak rumah tangga dan ekonomi komunitas, serta inovasi sepeda bambu karya masyarakat lokal sebagai wujud kreativitas dan kolaborasi lintas sektor.

"Kegiatan ini bukan hanya tentang produk bambu, tetapi tentang kepercayaan dan kolaborasi. Kita perlu mendengar langsung dari masyarakat, karena tanpa memahami masalah di lapangan, solusi tidak akan lahir. Mari kita terbuka, berkolaborasi, dan bergerak bersama," tegas Irene.

Ia menambahkan bahwa kegiatan seperti ini memiliki kontribusi penting dalam:

  • Memperkuat ekosistem kreatif nasional
  • Mendorong penciptaan lapangan kerja berkualitas
  • Mengembangkan ekonomi daerah yang mandiri dan berdaya saing
  • Mengangkat potensi lokal sebagai kekuatan nasional
Penulis :
Aditya Yohan