Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Papua Pegunungan Alami Deflasi Terdalam Nasional pada Oktober 2025 Akibat Turunnya Harga Pangan

Oleh Shila Glorya
SHARE   :

Papua Pegunungan Alami Deflasi Terdalam Nasional pada Oktober 2025 Akibat Turunnya Harga Pangan
Foto: Tangkapan layar - Deputi Statistik Bidang Distribusi dan Jasa Badan Pusat Statistik (BPS) Pudji Ismartini menyampaikan pemaparannya dalam Konferensi Pers Berita Resmi Statistik (BRS) di Jakarta, Senin 3/11/2025 (sumber: BPS)

Pantau - Provinsi Papua Pegunungan mencatatkan deflasi terdalam secara nasional pada Oktober 2025 dengan angka mencapai 0,92 persen secara month-to-month (mtm), menurut laporan Badan Pusat Statistik (BPS).

Harga Pangan Anjlok, Deflasi Tajam di Papua Pegunungan

Penurunan harga sejumlah komoditas pangan menjadi penyebab utama deflasi signifikan di Papua Pegunungan.

"Deflasi terdalam di Papua Pegunungan yaitu sebesar 0,92 persen (mtm) ini disumbang oleh turunnya beberapa harga pangan di bulan Oktober ini dibandingkan dengan September 2025," ungkap Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini.

Beberapa komoditas yang menyumbang andil terbesar terhadap deflasi tersebut di antaranya ketela rambat sebesar 0,45 persen, tomat sebesar 0,38 persen, dan ketimun sebesar 0,21 persen.

Selain itu, penurunan harga juga terjadi pada bawang merah dengan andil deflasi sebesar 0,13 persen, cabai rawit sebesar 0,10 persen, dan beras sebesar 0,09 persen.

Pada periode yang sama, 12 provinsi tercatat mengalami deflasi, sementara 26 provinsi lainnya mengalami inflasi.

Inflasi Nasional Masih Terjaga, Emas Perhiasan Jadi Penyumbang Terbesar

Secara nasional, Indonesia mencatatkan inflasi sebesar 0,28 persen (mtm) pada Oktober 2025.

"Inflasi tersebut terutama dipengaruhi oleh kenaikan harga pada kelompok perawatan pribadi dan jasa lainnya, khususnya emas perhiasan yang menyumbang andil inflasi terbesar, yaitu 0,21 persen," ia mengungkapkan.

Komoditas lain yang turut menyumbang inflasi secara nasional antara lain cabai merah sebesar 0,06 persen, telur ayam ras sebesar 0,04 persen, dan daging ayam ras sebesar 0,02 persen.

Meski begitu, beberapa komoditas juga tercatat memberi andil terhadap deflasi nasional, di antaranya bawang merah dan cabai rawit masing-masing sebesar 0,03 persen, tomat sebesar 0,02 persen, serta beras, kacang panjang, dan cabai hijau masing-masing sebesar 0,01 persen.

Inflasi tertinggi pada bulan yang sama tercatat di Provinsi Banten dengan angka mencapai 0,57 persen (mtm).

Penulis :
Shila Glorya