
Pantau - Menteri Pertanian Andi Amran Sulaiman menyatakan bahwa deflasi beras yang terjadi di 23 provinsi pada Oktober 2025 merupakan hasil nyata dari sinergi lintas sektor dan pengawalan harga yang diperkuat hingga ke tingkat kabupaten.
Tim Pengawal Harga Kawal Langsung di Daerah
"Tujuan kita menurunkan harga supaya masyarakat bahagia, dan itu sudah tercapai. Tapi kami tidak berhenti di sini. Kami bentuk tim pengawal harga di setiap kabupaten untuk memastikan stabilitas harga beras," ungkap Amran, Senin (3/11/2025).
Tim pengawal harga tersebut melibatkan:
- Kementerian Pertanian
 - Kementerian Perencanaan Pembangunan Nasional/Bappenas
 - Perum Bulog
 - Aparat penegak hukum
 
Tim ini bertugas menjalankan operasi pasar, khususnya di wilayah yang harga berasnya masih di atas rata-rata nasional.
"Operasi pasar tidak akan berhenti, bahkan saat panen raya nanti kita akan salurkan beras SPHP ke daerah-daerah pegunungan yang bukan sentra produksi," tambahnya.
Amran menegaskan bahwa kebijakan pengendalian harga ini membuktikan bahwa sektor pertanian Indonesia berada di jalur yang tepat menuju kemandirian pangan.
"Ini adalah keberhasilan kita semua, bukan hanya Kementerian Pertanian, tapi seluruh anak bangsa. Dari Presiden, petani, hingga wartawan yang terus mengawal," ujarnya.
Data BPS: Beras Alami Deflasi Terbesar dalam Lima Tahun
Menurut data Badan Pusat Statistik (BPS), meski inflasi umum pada Oktober 2025 tercatat sebesar 0,28 persen (month-to-month), beras justru mengalami deflasi sebesar 0,27 persen.
Deflasi beras pada Oktober 2025 lebih dalam dibandingkan bulan sebelumnya, menandakan penurunan harga yang signifikan di berbagai wilayah.
Secara nasional, rincian data menunjukkan:
- 23 provinsi mengalami deflasi beras
 - 3 provinsi mencatat harga beras yang stabil
 - 12 provinsi masih mengalami inflasi beras
 
Rata-rata harga beras di penggilingan nasional juga tercatat turun 0,54 persen dibanding bulan sebelumnya, dengan rincian:
- Beras premium turun 0,71 persen
 - Beras medium turun 0,46 persen
 
Penurunan harga turut terjadi di tingkat grosir dan eceran:
- Tingkat grosir deflasi 0,18 persen
 - Tingkat eceran deflasi 0,27 persen
 
Selain beras, komoditas dari kelompok makanan, minuman, dan tembakau lainnya yang menyumbang deflasi Oktober 2025 adalah:
- Bawang merah (0,03 persen)
 - Cabai rawit (0,03 persen)
 - Tomat (0,02 persen)
 
Penurunan harga beras secara luas membantu menekan tekanan inflasi nasional menjelang akhir tahun dan memperkuat stabilitas pangan dalam negeri.
- Penulis :
 - Ahmad Yusuf
 - Editor :
 - Tria Dianti
 








