
Pantau - Badan Pusat Statistik (BPS) DKI Jakarta mencatat inflasi bulanan di wilayah Jakarta pada November 2025 sebesar 0,27 persen.
Angka ini lebih tinggi dibandingkan inflasi nasional yang tercatat sebesar 0,17 persen.
Komoditas "emas perhiasan" menjadi penyumbang utama inflasi dengan andil sebesar 0,16 persen.
Komoditas tersebut masuk dalam kelompok pengeluaran perawatan pribadi dan jasa lainnya.
Kepala BPS DKI Jakarta, Nurul Hasanudin, menyampaikan bahwa inflasi pada emas perhiasan terjadi secara konsisten dalam tiga tahun terakhir.
"Komoditas emas perhiasan mengalami inflasi 9 kali pada tahun 2023, 11 kali pada tahun 2024, dan selama 11 bulan berturut-turut di tahun 2025," ungkapnya.
Komoditas Penyumbang Inflasi Lain
Selain emas perhiasan, beberapa komoditas lain juga turut mendorong inflasi Jakarta di bulan November 2025.
Komoditas "cabai merah" memberikan sumbangan inflasi sebesar 0,04 persen.
Harga rata-rata cabai merah mencapai Rp76.840,94 per kilogram.
"Ini tentunya menjadi perhatian kita, karena level harga pada November 2025 sudah mencapai level yang cukup tinggi di kisaran Rp77 ribu," ia mengungkapkan.
Komoditas lainnya yang turut menyumbang inflasi antara lain "tarif angkutan udara" sebesar 0,04 persen, "ikan kembung" sebesar 0,02 persen, dan "bawang merah" sebesar 0,02 persen.
Komoditas Penyumbang Deflasi
Sementara itu, terdapat sejumlah komoditas yang memberikan andil terhadap deflasi di Jakarta selama bulan November 2025.
Komoditas "daging ayam ras" tercatat menyumbang deflasi sebesar 0,05 persen.
Komoditas lain yang juga menekan inflasi adalah "bawang putih" (0,01 persen), "tarif jalan tol" (0,01 persen), serta "telur ayam ras", "beras", dan "telepon seluler" yang masing-masing memberikan andil 0 persen.
- Penulis :
- Arian Mesa







