Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

PFsains 2025: Pertamina Gelontorkan Rp3 Miliar untuk 25 Inovasi Riset Pangan dan Energi

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

PFsains 2025: Pertamina Gelontorkan Rp3 Miliar untuk 25 Inovasi Riset Pangan dan Energi
Foto: (Sumber : Pertamina perkuat riset energi dan pangan lewat PFsains.)

Pantau - PT Pertamina (Persero) melalui Pertamina Foundation menegaskan komitmennya memperkuat riset di bidang pangan dan energi dengan menggelar kompetisi PFsains 2025 yang menetapkan 25 tim sebagai pemenang.

Vice President CSR & SMEPP Pertamina Foundation, Rudi Ariffianto, menyampaikan bahwa para pemenang mendapatkan total dana pengembangan sebesar Rp3 miliar, mentoring intensif, serta peluang kolaborasi dengan Pertamina Grup.

"Kompetisi PFsains hadir sebagai bagian dari proses hilirisasi atas hasil riset para akademisi di Indonesia yang sesungguhnya memiliki potensi besar untuk diimplementasikan di masyarakat," ungkapnya.

Riset-riset dalam PFsains diarahkan pada bidang pangan dan energi agar dapat dimanfaatkan secara langsung oleh masyarakat serta mendukung arah pembangunan Astacita pemerintah.

Inovasi Energi dan Pangan Terapan dari Generasi Muda

Salah satu pemenang, tim Bintang Laut, mengembangkan sistem energi hybrid pada ponton apung yang terintegrasi dengan sistem pemantauan kualitas laut.

Sistem ini akan diterapkan di Desa Ujungpangkah, Gresik, Jawa Timur.

Ketua tim, Dendy Satrio, menjelaskan bahwa sistem tersebut menggabungkan panel surya dan turbin angin vertikal Darrieus-Savonius untuk menghasilkan energi sebesar 2–3 kWh per hari.

Energi tersebut digunakan untuk menghidupkan alat-alat penting pada bagan ikan seperti lampu penerangan dan sensor kualitas air laut yang mencakup parameter pH, salinitas, DO, turbiditas, dan temperatur.

"Inovasi ini memastikan aktivitas budi daya nelayan pesisir tidak terganggu," jelas Dendy.

Tim pemenang lainnya, Prolowchol, menghadirkan solusi probiotik terpadu EcoGreenWaste berbasis sistem circular zerowaste farming.

Teknologi ini bertujuan mengatasi pencemaran amonia, mengelola limbah pertanian, dan menurunkan kadar kolesterol telur hingga 60–78 persen.

Selain itu, mereka juga mengembangkan alat Photovoltaic Egg Pasteurize Electric Field, yaitu alat pengawet telur berbasis tenaga surya yang menggunakan uap antiseptik dan kejut listrik, sehingga memperpanjang umur simpan telur dari 7 menjadi 42 hari.

Ketua tim Prolowchol, Brahmadhita Pratama Mahardhika, mengatakan, "Melalui inovasi probiotik yang kami kembangkan dari limbah pertanian, kami ingin menunjukkan bahwa masalah lingkungan justru bisa menjadi sumber solusi."

Peserta Meningkat, PFsains Jadi Katalis Inovasi Nasional

Tahun ini, jumlah pemenang PFsains meningkat dari 16 menjadi 25 tim, dengan jumlah pendaftar mencapai 1.119 tim—naik signifikan dari 552 tim tahun sebelumnya.

Seluruh tim pemenang telah melewati tahapan seleksi ketat, mulai dari seleksi administrasi, pitching, in-depth interview, hingga final interview yang melibatkan ahli dari Pertamina Grup, pihak eksternal, hingga angel investor.

Sejak tahun 2020, Pertamina Foundation telah mengembangkan 47 hasil riset dari ajang PFsains.

President Director Pertamina Foundation, Agus Mashud S Asngari, menyatakan, "Lewat kompetisi ini, kami menjalankan peran sebagai katalis lahirnya inovasi berkelanjutan di Indonesia yang mampu menjadi fondasi ketahanan energi dan pangan Indonesia."

Pertamina Foundation juga akan menghubungkan hasil inovasi para pemenang dengan Pertamina Grup untuk mendukung program community involvement and development serta pencapaian Proper.

Penulis :
Ahmad Yusuf