Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pemerintah Pastikan Distribusi BBM di Wilayah Terdampak Bencana di Sumatera Tetap Aman

Oleh Ahmad Yusuf
SHARE   :

Pemerintah Pastikan Distribusi BBM di Wilayah Terdampak Bencana di Sumatera Tetap Aman
Foto: (Sumber : Kondisi SPBU di wilayah terdampak bencana. ANTARA/HO-Humas BPH Migas.)

Pantau - Kepala Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas), Wahyudi Anas, menyatakan bahwa pemerintah terus melakukan pemulihan distribusi BBM di wilayah terdampak bencana di Provinsi Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Keringanan BBM dan Prioritas Penanganan di Daerah Bencana

Dalam keterangannya di Jakarta pada Sabtu, Wahyudi menegaskan bahwa ketersediaan dan distribusi BBM menjadi perhatian utama pemerintah dalam penanganan bencana.

Pemerintah telah memberikan keringanan pembelian untuk dua jenis BBM, yaitu Jenis BBM Tertentu (JBT) berupa minyak solar, dan Jenis BBM Khusus Penugasan (JBKP) berupa Pertalite.

Keringanan ini ditujukan untuk mempercepat penanganan darurat seperti pembukaan akses jalan, evakuasi korban, dan distribusi logistik.

"Prioritas penanganan di wilayah bencana salah satunya adalah pemulihan ketersediaan energi seperti BBM. Hingga Kamis (4/12), stok BBM di wilayah Marketing Operation Region (MOR I) yang meliputi Aceh, Sumatera Utara, Sumatera Barat dan Riau dalam keadaan cukup," ujar Wahyudi.

Skema Distribusi Khusus di Aceh, Sumut, dan Sumbar

Berdasarkan data per 5 Desember 2025, dari total 75 SPBU terdampak di Aceh dan Sumatera Utara, sebanyak 48 SPBU telah kembali beroperasi, sementara 27 SPBU masih belum beroperasi.

Di Aceh, distribusi BBM dipercepat melalui skema alternative and emergency (AE) supply.

Wilayah Pidie Jaya, Pidie, dan Bireun yang sebelumnya disuplai dari Fuel Terminal (FT) Lhokseumawe kini dipindahkan ke FT Krueng Raya akibat terputusnya jalur distribusi lama.

BPH Migas bersama PT Pertamina Patra Niaga juga melakukan pemetaan SPBU prioritas, pencegahan kekosongan stok BBM serentak di wilayah berdekatan, serta koordinasi dengan aparat penegak hukum untuk pengamanan antrean.

"Dilakukan penyiapan modular di wilayah yang masih terisolir, juga menyiapkan mobil tangki yang siaga di SPBU terdekat yang tidak terdampak untuk terus melayani kebutuhan BBM di lokasi," tambah Wahyudi.

Di Sumatera Utara, AE supply dilakukan dari FT Medan ke berbagai titik dengan dukungan dari FT Lhokseumawe, Integrated Terminal (IT) Dumai, FT Siantar, dan FT Kisaran.

Mobil tangki tambahan dikirim dari Dumai ke wilayah selatan dan utara Sibolga, mencakup Tapanuli Selatan, Kota Padangsidempuan, Mandailing Natal, Kabupaten Padang Lawas Utara, Padang Lawas, Tapanuli Tengah, Kota Sibolga, dan Tapanuli Utara.

Untuk Sibolga dan Tapanuli Tengah yang masih terisolir, dilakukan emergency supply ke Sitoli dari Teluk Kabung menggunakan kapal.

Selain itu, BBM disalurkan ke pemerintah daerah, aparat penegak hukum, alat berat, dan transportasi tanggap darurat, serta dilakukan penambahan mobil tangki dan awaknya.

Sementara di Sumatera Barat, tidak ada SPBU yang terdampak langsung.

Namun, distribusi BBM tetap dilakukan dengan skema regular, alternative, and emergency (RAE) supply dari FT Siak ke lima SPBU di wilayah Lima Puluh Kota melalui IT Teluk Kabung.

Wahyudi juga menyampaikan bahwa pemetaan SPBU prioritas terus dilakukan, dan koordinasi diperkuat dengan Pertamina Patra Niaga serta aparat keamanan untuk menjamin kelancaran distribusi.

Sebagai langkah tambahan, dilakukan penambahan armada distribusi berupa 17 unit mobil tangki dan awak masing-masing berkapasitas 16 kiloliter, serta optimalisasi mobil tangki 8 kiloliter di wilayah Kabupaten Pasaman.

Penulis :
Ahmad Yusuf