Pantau Flash
HOME  ⁄  Ekonomi

Pemerintah Menegaskan APBN 2025 Tetap Solid dengan Peran Strategis Kepabeanan dan Cukai di Tengah Dinamika Global

Oleh Gerry Eka
SHARE   :

Pemerintah Menegaskan APBN 2025 Tetap Solid dengan Peran Strategis Kepabeanan dan Cukai di Tengah Dinamika Global
Foto: (Sumber: Ilustrasi petugas Bea Cukai memeriksa barang dari luar negeri. Foto: dok Bea Cukai.)

Pantau - Pemerintah menegaskan APBN terus bekerja nyata melalui fungsi stabilisasi, distribusi, dan alokasi untuk menjaga daya beli, mendorong usaha, serta melindungi masyarakat dari risiko ekonomi dan sosial.

Penegasan tersebut disampaikan dalam Konferensi Pers APBN Kita edisi Desember 2025 yang digelar pada Kamis 18 Desember 2025.

Hingga November 2025, kinerja APBN dinilai solid di tengah dinamika ekonomi global dengan sektor kepabeanan dan cukai berperan strategis dari sisi penerimaan dan pengawasan.

Menteri Keuangan Purbaya Yudhi Sadewa menyampaikan, "Prospek ekonomi global tahun 2025 masih relatif resilien meskipun terdapat tensi dagang global."

Purbaya Yudhi Sadewa juga menyampaikan bahwa kebijakan pelonggaran moneter global dinilai memberi ruang bagi pertumbuhan ekonomi termasuk di Indonesia.

Realisasi pendapatan negara hingga 30 November 2025 mencapai Rp2.351,5 triliun atau 82,1 persen dari Outlook.

Realisasi belanja negara mencapai Rp2.911,8 triliun atau 82,5 persen dari Outlook.

Sektor kepabeanan dan cukai mencatat penerimaan Rp269,4 triliun atau 86,8 persen dari Outlook dan tumbuh 4,5 persen secara tahunan.

Kepala Subdirektorat Humas dan Penyuluhan Direktorat Jenderal Bea dan Cukai Budi Prasetiyo menyampaikan, "Kinerja ini didorong oleh penerimaan bea keluar dan cukai."

Realisasi bea masuk tercatat Rp44,9 triliun atau 84,9 persen dari target APBN dan terkontraksi 5,8 persen secara tahunan.

Kontraksi bea masuk disebabkan penurunan bea masuk komoditas pangan dan pemanfaatan fasilitas free trade agreement.

Bea keluar mencatat lonjakan dengan realisasi Rp26,3 triliun atau 589,0 persen dari target APBN dan tumbuh 52,2 persen secara tahunan.

Penerimaan cukai mencapai Rp198,2 triliun atau 81,2 persen dari target APBN dan tumbuh 2,8 persen secara tahunan.

Produksi hasil tembakau tercatat menurun menjadi 285 miliar batang.

Budi Prasetiyo menyampaikan, "Kenaikan harga CPO, peningkatan volume ekspor sawit, serta kebijakan ekspor konsentrat tembaga menjadi faktor utama pendorong kinerja bea keluar."

Dari sisi pengawasan, hingga November 2025 Bea Cukai melakukan 17.641 penindakan rokok ilegal dan 1.730 penindakan narkotika.

Penindakan rokok ilegal mencapai sekitar 1 miliar batang atau meningkat 34,9 persen secara tahunan.

Rokok ilegal yang ditindak didominasi sigaret kretek mesin dan sigaret putih mesin.

Penindakan narkotika mencapai barang bukti seberat 18,3 ton atau melonjak 157,4 persen secara tahunan.

Barang bukti narkotika didominasi ganja dan sabu.

Budi Prasetiyo menegaskan, "Pengawasan merupakan bagian dari komitmen melindungi masyarakat dan mengamankan perekonomian nasional dari peredaran barang ilegal."

Budi Prasetiyo juga menyampaikan, "Seluruh capaian ini mencerminkan sinergi yang semakin kuat antara Bea Cukai, aparat penegak hukum, dan masyarakat."

Bea Cukai menyampaikan apresiasi kepada seluruh pihak yang mendukung kinerja APBN khususnya di sektor kepabeanan dan cukai.

Budi Prasetiyo menyampaikan, "Kepatuhan pengguna jasa, dukungan dunia usaha, serta peran aktif masyarakat sangat menentukan keberhasilan APBN."

Budi Prasetiyo menegaskan, “Sinergi inilah yang membuat APBN benar-benar bekerja untuk kesejahteraan rakyat.”

Penulis :
Gerry Eka