
Pantau.com - Negara yang menjadi kiblat para umat Katolik di seluruh dunia, Vatikan memang menaik. Sama halnya dengan Arab Saudi yang kerap kedatangan para jamaah haji dan umroh negara ini juga pusat ziarah. Namun, jika Arab Saudi ekonominya ditopang oleh produksi minyak, berbeda dengan Vatikan.
Negara asal Paus Fransiskus ini justru cukup unik. Ekonominya ditunjang oleh aktivitas non-komersial. Vatikan yang non-komersial ini disokong dengan sumbangan dari para umat Katolik seluruh dunia.
Seperti, penjualan prangko, koin-koin, souvenir turis, mainan kunci, rosario, salib Kristus, iuran masuk museum-museum, iuran perpustakaan, sokongan Italia, sokongan Prancis, bea masuk turis, visa turis, album rohani gereja, bea ibadah, penjualan beberapa buku, majalah, dan blanko serta festival seni.
Baca juga: Dijamin Bikin Iri! Negara Terkaya di Dunia Gratiskan Transportasi Umum
Dalam catatan Wikipedia yang diperbaharui pada tahun 2017, rupanya tidak ada bantuan ekonomi ke negara ini. Semenjak tahun 2002, Vatikan menggunakan euro. Sebelulmnya mereka menggunakan lira, dimana 1 lira Vatikan (VLit) 100 centesimi.
Vatikan memiliki sistem finansial dan bank sendiri, dengan jangkauan seluruh dunia. Pendapatan dari pekerja awamnya relatif lebih besar dibandingkan dengan pekerja yang sama yang bekerja untuk Kota Roma.
Standar hidup sedikit berbeda, setidkanya dalam kenyataan publik mereka, karena keharusan untuk memiliki gaya hidup yang sederhana.
- Penulis :
- Nani Suherni