
Pantau.com - Johnson & Johnson mengatakan pada Rabu (20/2/2019) telah menerima panggilan pengadilan dari Departemen Kehakiman AS dan Komisi Sekuritas dan Bursa (SEC) terkait dengan litigasi yang melibatkan dugaan kontaminasi asbes dalam lini produk Baby Powder.
"Perusahaan mengatakan bermaksud untuk sepenuhnya bekerja sama dengan pertanyaan-pertanyaan ini dan untuk membela Perusahaan dalam litigasi terkait Talc," jelas pihak Johnson & Johnson, dikutip Reuters.
Pengungkapan ini adalah menindaklanjuti laporan Johnson & Johnson tentang perusahaan dari agen federal mengenai produk bedak taleknya. Namun, departemen kehakiman menolak memberikan komentar lebih lanjut.
Baca juga: Diterpa Isu Kandungan Asbes di Produknya, Saham Johnson & Johnson Anjlok
Sebuah laporan Reuters pada 14 Desember mengungkapkan bahwa Johnson & Johnson yang eksis selama beberapa dekade ini, dikabarkan ada kandungan asbes dalam produknya.
Artikel Reuters itu akhirnya mendorong aksi jual saham Johnson & Johnson, mengalienasi sekitar $ 40 miliar dari nilai pasar perusahaan dalam satu hari. Pihak Johnson & Johnson mengatakan bahwa penyelidikan federal terkait dengan laporan itu telah clear.
"Laboratorium terkemuka perusahaan dan laboratorium terkemuka dunia membuktikan bahwa bedak bayi Johnson & Johnson aman, bebas dan tidak menyebabkan kanker," ungkapnya.
Baca juga: Sebelum Johnson, Deretan Produsen Ini (Nyaris) Kolaps karena Minyak Babi
Johnson & Johnson menghadapi tuntutan hukum yang melibatkan 13.000 penggugat yang menggunakan produk bedak mereka.
Bulan lalu, Senator Demokrat A.S Patty Murray mengirim surat kepada Chief Executive J&J Alex Gorsky untuk mencari dokumen dan informasi terkait pengujian produk untuk keberadaan karsinogen dan untuk informasi kepada regulator dan konsumen.
- Penulis :
- Nani Suherni