
Pantau.com - Badan Pengatur Hilir Minyak dan Gas Bumi (BPH Migas) mengungkapkan salah satu hal yang mendorong peralihan pengunaan Liquefied Petroleum Gas (LPG) ke Jaringan Gas (Jargas) adalah untuk menekan impor LPG.
Kepala Seksi Akun, Pengaturan dan Tarif BPH Migas, Irawan Bayu Kusuma mencatat realisasi penghematan yang didapatkan dari peralihan LPG ke Jargas pada tahun 2018 tercatat Rp18,08 miliar perbulan.
"(Penghematan) 2.831 ton per bulan atau Rp18,08 miliar per bulan. Itu penghematan 2018," ujarnya saat ditemui di kantornya BPH Migas, Kuningan, Jakarta Selatan, Selasa (5/3/2019).
Baca juga: Indonesia Masih Punya Cadangan Gas Alam Cair, tapi...
Menurutnya, jika pembangunan jargas, kian masif tentu impor LPG dapat terus berkurang. Pihaknya juga menyampaikan, dalam Rencana Umum Energi Nasional (RUEN) telah ditetapkan target pembangunan jargas pada tahun 2025 ditargetkan dapat mencapai 4,7 juta sambungan rumah tangga.
"Diharapkan, dengan adanya progres yang masif akan ada anggaran dari APBN dan partisipasi aktif dari badan usaha penugasan itu akan menambah jumlah jaringan yang ada saat ini, sehingga akan kurangi," pungkasnya.
Baca juga: Masih Nggak Percaya Jaringan Gas Lebih Murah dari LPG 3 Kg? Baca Nih
Untuk diketahui, pengguna Jargas saat ini sudah mencapai 325.773 saluran rumah tangga. Menurutnya pengguna dari yang sebelumnya menggunakan Liquefied Petroleum Gas (LPG) telah beralih menjadi gunakan Jargas.
"Kalau dia sudah pakai Jargas, otomatis dia gak pakai LPG lagi," katanya.
- Penulis :
- Nani Suherni