billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Food & Travel

Adat Istiadat dan Tradisi di Banten yang Masih Lestari

Oleh Ayuningtyas
SHARE   :

Adat Istiadat dan Tradisi di Banten yang Masih Lestari
Foto: Adat Seba Banten. (https://jadesta.kemenparekraf.go.id/)

Pantau - Banten kaya akan adat istiadat dan tradisi yang mencerminkan sejarahnya. Adat dan tradisi yang merupakan pencampuran budaya Jawa, Sunda, Cina, dan Arab.

Sebagai pusat Kesultanan Banten, banyak tradisi yang berakar pada adat istiadat dan ritual kerajaan, melestarikan warisan sejarah yang unik yang membedakannya dari daerah lain.

Baca Juga: Pemprov Banten Rekonsiliasi Perjuangkan Honorer

Tradisi masyarakat Banten ini menjadi kebudayaan daerah Banten yang harus dipelihara, sebagian dari pola dinamika yang telah berkembang melalui pola ruang dan waktu. 

Berikut beberapa adat istiadat dan tradisi masyarakat Banten yang telah dilakukan secara turun-temurun:

1. Seren Saun

Festival panen yang dirayakan oleh masyarakat Sunda di Banten sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen yang melimpah. Perayaan ini melibatkan ritual, sesajen, musik dan tarian tradisional.

Ritual pertanian yang unik seperti Seren Taun menunjukkan hubungan yang mendalam dengan tanah dan siklus musiman, yang menekankan rasa syukur dan persatuan masyarakat.

2. Debus

Seni pertunjukan unik yang menampilkan aksi keberanian yang ekstrem, seperti menusuk tubuh dengan benda tajam tanpa cedera. Debus sering ditampilkan selama festival budaya dan memiliki makna spiritual yang kuat.

3. Ngebubur suro

Pada  10 Muharam ada ritual yang biasa dilakukan oleh masyarakat khususnya masyarakat di daerah Banten yaitu ngebubur suro. Para ibu dalam suatu kampung berkumpul bersama dalam suatu tempat atau di rumah salah seorang penduduk. Masing-masing dari mereka membawa beras dan kacang-kacangan (kedelai, jagung dan lain-lain). 

Setelah semua terkumpul, mereka akan membuat bubur yang dicampuri dengan sayur-sayuran dan kacang-kacangan. Setelah jadi, bubur tersebut diberikan kepada masyarakat dengan daun yang dibentuk menyerupai mangkok.

4. Adat Seba

Adat ini berasal dari Suku Badui. Tradisi Seba, bagi mereka, adalah warisan nenek moyang yang harus dijaga dan diadakan setiap tahunnya. 

Warga Badui hanya keluar wilayahnya dalam rangka menghadiri acara Upacara Seba. Baik Badui Luar maupun Badui Dalam, akan menuju Serang, Ibu kota Provinsi Banten sebagai bentuk penghormatan dan memberikan seserahan hasil bumi kepada bupati dan kepala pemerintahan di daerah mereka.

Perjalanan tersebut dilakukan usai panen ladang huma. 

5. Upacara Adat Dongdang

Pada upacara adat ini, para warga Banten mengarak dongdang. Dongdang terbuat dari dua ikat padi yang dibungkus kain dan dihiasi dengan bunga juga tusukan uang. 

Baca Juga: Operasi Gempur Hasilkan Penindakan 16,98 Juta Batang Rokok Ilegal di Banten

Penulis :
Ayuningtyas