billboard mobile
Pantau Flash
HOME  ⁄  Food & Travel

Sejarah dan Transformasi Gereja St. Luke, Ikon Liverpool yang Diserang saat Perang Dunia II

Oleh Latisha Asharani
SHARE   :

Sejarah dan Transformasi Gereja St. Luke, Ikon Liverpool yang Diserang saat Perang Dunia II
Foto: Gereja St. Luke di Liverpool (citydays.com)

Pantau - Gereja St. Luke, yang dikenal dengan julukan "Gereja yang Diledakkan" atau Bombed Out Church oleh warga setempat, terletak di Bold Street, Liverpool. Gereja ini memiliki sejarah panjang, bermula dari masa Perang Dunia II, ketika serangan udara besar-besaran menghancurkan bagian atapnya dan meninggalkan hanya dinding luar yang utuh. 

Setelah lebih dari enam dekade terbengkalai dan tertutup rerumputan, gereja ini kini telah direnovasi menjadi pusat komunitas yang mengadakan berbagai acara sepanjang tahun, seperti pameran kerajinan tangan dan pertunjukan musik. Pada tahun 1975, gereja ini dinyatakan sebagai bangunan bersejarah Grade II, dan menjadi salah satu landmark paling dihormati di kota Liverpool.

Asal Usul Gereja St. Luke

Pembangunan Gereja St. Luke dimulai pada tahun 1811 setelah tanah diberikan oleh Earl of Derby untuk tujuan tersebut. Desain gereja ini dibuat oleh John Foster Senior dan baru selesai pada tahun 1831 setelah terjadi beberapa penundaan akibat sengketa lahan. Gereja ini terkenal dengan julukan "gereja para dokter" karena lokasinya yang dekat dengan Rodney Street, yang menjadi pusat profesional medis.

Baca juga: Menelusuri Misteri Williamson Tunnels di Liverpool

Serangan pada Gereja St. Luke

Gereja ini mengalami kehancuran parah selama serangan udara besar-besaran yang dikenal sebagai "The Blitz" pada Perang Dunia II. Liverpool, sebagai kota pelabuhan dan industri penting, menjadi target utama serangan Luftwaffe Jerman. Pada Mei 1941, serangan hebat yang dikenal dengan nama "May Blitz" menghancurkan banyak bagian kota, termasuk Gereja St. Luke yang diserang pada tanggal 6 Mei 1941. Sebuah bom pembakar menghancurkan interior gereja dan atapnya, meskipun dinding eksterior tetap berdiri kokoh.

Arsitektur dan Sisa Bangunan Gereja

Meskipun terluka parah oleh serangan, struktur asli Gereja St. Luke tetap terjaga. Desain Gothic yang dibangun dengan besi cor dan dinding plinth batu pasir masih dapat dilihat hingga kini. Beberapa elemen yang masih bertahan termasuk bingkai lonceng besi cor yang dibuat pada tahun 1828, yang menjadi yang pertama di dunia. Selain itu, taman yang mengelilingi gereja sejak tahun 1885 juga tetap terjaga, sementara bagian dalam gereja menyimpan fragmen kaca patri dan misteri seputar ruang bawah tanahnya.

Pemulihan Pasca Perang

Setelah perang, gereja menghadapi masa depan yang tidak pasti. Pada 1950-an, Uskup Liverpool mengusulkan agar gereja ini dipertahankan dalam kondisi hancur sebagai monumen untuk mengenang para korban perang. Pada 1952, Gereja St. Luke bersama pagar sekitarnya ditetapkan sebagai bangunan yang dilindungi Grade II. Seiring waktu, gereja ini dikenal dengan julukan "Gereja yang Diledakkan" dan menjadi simbol pengorbanan Liverpool selama perang.

Baca juga: Sudley House, Pesona Rumah Victoria dan Koleksi Seni Abadi di Liverpool

Transformasi Menjadi Pusat Komunitas

Gereja ini dibiarkan terbengkalai hingga awal 2000-an, saat inisiatif komunitas mulai menghidupkan kembali tempat ini. Pada tahun 2007, gereja dibuka kembali sebagai pusat budaya yang mengadakan berbagai acara, mulai dari pernikahan hingga pertunjukan teater. Sejak 2007 hingga 2014, Urban Strawberry Lunch berperan penting dalam mengorganisasi acara di gereja ini. Pada 2014, Ambrose Reynolds bersama anggota komunitas lainnya mendirikan organisasi 'Bombed Out Church' untuk melanjutkan restorasi gereja, yang dimulai dengan perbaikan batuan gereja dan penambahan atap pada menara selatan. Proses restorasi ini selesai pada 2017, dan gereja dibuka kembali.

Garden Bar dan Café

Sebagai bagian dari restorasi tahun 2015, ada usulan untuk membuka kafe di gereja ini guna meningkatkan pengalaman pengunjung serta mendukung pemeliharaan gereja. Pada Juni 2020, visi tersebut menjadi kenyataan dengan pembukaan Bombed Out Church Garden Bar dan Café. Tempat ini kini menjadi favorit bagi penduduk lokal dan turis, menawarkan suasana santai dan kesempatan untuk menikmati sejarah gereja sambil mendukung kelangsungan situs bersejarah ini.

Baca juga: Metropolitan Cathedral of Christ the King, Ikon Arsitektur Liverpool

Penulis :
Latisha Asharani