
Pantau - Patung Joan of Arc yang terletak di Meridian Hill Park, Washington DC, merupakan salah satu dari empat salinan patung karya Paul Dubois yang pertama kali dibuat pada tahun 1889. Salinan lainnya berada di Prancis, sementara patung yang ada di Washington DC merupakan satu-satunya di luar Prancis dan yang pertama kali kehilangan pedangnya selama 33 tahun.
Patung ini menggambarkan Joan of Arc, pahlawan Perancis, yang menunggang kuda dengan pakaian zirah lengkap, visor terbuka, dan kepala menghadap ke langit. Di tangan kirinya, ia memegang kendali kuda, sementara di tangan kanannya seharusnya memegang pedang. Namun, pedang tersebut hilang pada tahun 1978 dan baru diganti pada tahun 2011, lebih dari seperempat abad setelahnya.
Joan of Arc, Pahlawan Perancis yang Tak Tergantikan
Pada alas patung terdapat ukiran kata "LIBERATRICE" yang berarti "pembebas", menggambarkan peran nyata Joan sebagai seorang pembebas bangsa. Lahir sebagai petani biasa di Perancis pada tahun 1412, ia hidup di tengah Perang Seratus Tahun antara Perancis dan Inggris, yang segera memanas setelah kematian Raja Henry IV dari Inggris pada tahun 1413. Penggantinya, Raja Henry V, serta Raja Charles VI dari Perancis yang menderita gangguan mental, membuat situasi politik semakin rumit.
Baca juga: Patung Robin Hood di Nottingham, Warisan Sejarah dan Seni yang Mendunia
Perang kembali pecah pada tahun 1415, dan dalam dekade berikutnya, Inggris berhasil menguasai sebagian besar wilayah Perancis, termasuk Paris. Pada tahun 1429, Joan of Arc, yang pada saat itu baru berusia 17 tahun, muncul dengan misi untuk membantu Charles VII, pewaris tahta Perancis, merebut kembali wilayah yang hilang.
Kebangkitan Joan of Arc
Joan mengklaim mendapat wahyu dari malaikat untuk membantu Charles VII. Setelah beberapa kali mencoba meminta audiensi, ia akhirnya diterima oleh sang raja. Ia bergabung dengan pasukan pembebasan yang menuju Orléans, yang tengah dikepung pasukan Inggris selama lebih dari enam bulan. Begitu Joan tiba pada 29 April 1429, pengepungan tersebut berhasil dipatahkan dalam waktu sembilan hari.
Keberhasilan Joan di Orléans mengubah jalannya perang. Dalam waktu singkat, ia memimpin pasukan Perancis meraih kemenangan gemilang, termasuk dalam Pertempuran Patay yang menentukan. Pada November 1429, Charles VII dimahkotai sebagai Raja Perancis dengan Joan di sisinya, menandai titik balik dalam Perang Seratus Tahun yang akhirnya berakhir pada 1453.
Baca juga: Shit Fountain, Patung Kotoran Anjing yang Jadi Ikon Unik Chicago
Joan of Arc: Martir dan Simbol Nasional
Sayangnya, hidup Joan tidak panjang. Pada tahun 1430, ia tertangkap oleh pasukan Burgundian, sekutu Inggris, dan dijual kepada pihak Inggris. Setelah melalui proses pengadilan yang dipenuhi kekejaman, Joan dijatuhi hukuman mati atas tuduhan bidaah pada tahun 1431. Ia menolak untuk mencabut pengakuannya tentang wahyu ilahi yang mengarahkannya untuk mendukung Charles VII. Pada 30 Mei 1431, Joan dibakar hidup-hidup di tiang pancung.
Meskipun dihukum mati, Joan diakui sebagai pahlawan dan martir setelah perang berakhir. Pada abad ke-20, ia dikanonisasi sebagai santo oleh Gereja Katolik dan diangkat sebagai simbol nasional Perancis. Patung Joan of Arc di Washington DC, yang didirikan pada tahun 1922, adalah penghormatan terhadap persahabatan antara Perancis dan Amerika Serikat serta sebagai tanda penghormatan kepada seorang wanita muda yang mengorbankan hidupnya untuk kebebasan bangsanya.
Patung ini tetap menjadi simbol penting, mengingat perjuangan dan pengorbanan Joan of Arc untuk negaranya, serta hubungannya dengan nilai-nilai persahabatan internasional antara Perancis dan Amerika.
Baca juga: Patung “Make Way for Ducklings”, Ikon Boston yang Menginspirasi
- Penulis :
- Latisha Asharani