
Pantau - The Big Chair, kursi raksasa yang terletak di Washington DC, memiliki cerita yang menarik dan tak terduga. Dibuat pada tahun 1959 oleh Curtis Brothers, pemilik toko furnitur di Anacostia, kursi ini bertujuan untuk menarik perhatian lebih banyak pelanggan. Dengan ukuran 19,5 kaki, terbuat dari kayu mahoni Honduras, kursi ini menjadi salah satu ikon unik di kawasan tersebut.
Namun, Curtis Brothers tidak berhenti hanya dengan mendirikan kursi besar. Mereka memutuskan untuk menambahkan elemen menarik lainnya: seorang wanita yang akan tinggal di atas kursi tersebut, menjadikannya sebuah iklan hidup.
Kehidupan Seorang Wanita di Atas Kursi Raksasa
Pada tahun 1960, Rebecca Kirby, seorang model berusia 21 tahun yang menggunakan nama Lynn Arnold, mengunjungi toko Curtis Brothers. Tanpa disangka, dia dipilih untuk menjadi penghuni kursi besar. Curtis Brothers membangun sebuah rumah kaca berukuran 10 x 10 kaki di atas kursi, lengkap dengan tirai, tempat tidur, kamar mandi, toilet, dan TV.
Baca juga: Atlanta Botanical Garden, Destinasi Wisata Edukatif dan Horticultural di Midtown Atlanta
Rebecca setuju untuk tinggal di sana selama 42 hari dengan beberapa syarat. Ia menolak untuk tampil dalam cara yang dianggap vulgar, seperti mengenakan bikini atau tampil telanjang. "Mereka menginginkan sosok Cinderella, bukan Marilyn Monroe," katanya dalam wawancara dengan Washington Post. Pada 13 Agustus 1960, ia diangkat menggunakan forklift ke "rumah" barunya.
Keberadaan yang Tampil di Tengah Publik
Selama 42 hari, Rebecca tinggal di atas kursi besar sebagai bagian dari kampanye iklan. Makanan diserahkan melalui dumbwaiter, sementara ia menyapa pelanggan dari balkon rumah kaca tersebut. Sesekali, suaminya datang untuk mengunjunginya, dan ia bisa memeluk anak laki-lakinya yang baru berusia 14 bulan. Sebagai imbalannya, ia dibayar sebesar $1,500.
Media lokal menyebut kejadian ini sebagai "iklan yang unik dan menarik." Meskipun kontroversial, banyak yang melihat ini sebagai bentuk kemajuan dan tanda perubahan. Pada saat itu, tinggal di atas kursi besar selama lebih dari sebulan dianggap sebagai langkah yang luar biasa di negara yang kaya seperti Amerika Serikat.
Baca juga: Yagan Square: Menghormati Pahlawan Noongar yang Menentang Penjajahan
Kursi Raksasa Setelah Kampanye Iklan
Setelah 42 hari, Rebecca turun dari kursi dan kembali ke keluarganya. Meskipun sulit untuk mengetahui berapa banyak keuntungan yang didapat oleh Curtis Brothers, kemungkinan besar pendapatan mereka cukup besar. Toko mereka bertahan meski mengalami kerusuhan setelah pembunuhan Martin Luther King Jr., dan bahkan sempat memasang pegawai bersenjata di luar toko.
Namun, bisnis mereka akhirnya tutup pada pertengahan 1970-an. Meskipun begitu, kursi besar tetap ada. Sebuah penjaga kursi, John Kidwell, merawatnya dengan menambal kerusakan mahoni dengan semen. Kursi ini tetap ada hingga 2006, saat kursi tersebut diganti dengan replika aluminium.
Kursi Raksasa Hingga Saat Ini
Kursi replika ini tetap berada di persimpangan MLK Avenue dan V Street South-East. Walaupun kehilangan gelarnya sebagai kursi terbesar di dunia (setelah Geneva’s 'Broken Chair' mengambil alih), kursi besar Washington DC ini tetap menjadi landmark yang menarik perhatian pengunjung hingga sekarang.
Baca juga: Matilda Bay Reserve, Surga Alam dan Aktivitas Seru di Tepi Sungai Swan Perth
- Penulis :
- Latisha Asharani
- Editor :
- Latisha Asharani