
Pantau - Sydney, Australia, terkenal dengan banyak landmark budaya dan sejarah, mulai dari pantai, pulau, taman, hingga kafe, restoran, dan bar. Namun, ada juga harta karun tersembunyi yang sering terlewatkan, seperti Stasiun Mortuary, yang memiliki sejarah kelam namun unik.
Stasiun Mortuary, yang juga dikenal sebagai Stasiun Kereta Regent Street, adalah salah satu landmark Sydney yang paling unik. Meskipun berada dekat dengan Stasiun Central, bangunan yang mirip gereja ini sering kali luput dari perhatian ribuan penumpang yang melintas setiap hari.
Desain Stasiun Mortuary
Stasiun ini dibangun dengan tujuan yang agak suram, yaitu untuk mengangkut jenazah ke Rookwood Cemetery, pemakaman terbesar di Belahan Selatan Bumi. Dibuka pada 1869, stasiun ini dirancang oleh arsitek kolonial James Barnet dalam gaya Victorian Free Gothic yang menggabungkan elemen-elemen gaya Gotik Venesia abad ke-13.
Barnet, yang juga merancang Kantor Pos Umum Sydney, menggunakan dua jenis batu pasir Pyrmont untuk menciptakan bangunan yang megah dan bernuansa gereja. Batu pasir coklat biscuit digunakan untuk kolom dan cornice, sementara batu pasir putih untuk permukaan datar. Patung-patung di batu pasir menggambarkan profil malaikat, bukan gargoyle tradisional, serta motif bintang, bunga, dan daun.
Baca juga: Menelusuri Keindahan Seni dan Kuliner di Hosier Lane, Ikon Melbourne yang Penuh Warna
Lengkungan Gotik, atap yang menjulang, dan bellcote di pintu masuk oktagonal semakin menambah kesan gereja pada bangunan ini. Di dalamnya, paviliun dengan atap rendah yang memiliki sembilan kolom menampung jalur kereta tunggal yang melewati dua lengkungan Gotik besar di kedua ujungnya. Motif apel, malaikat, pir, dan delima menghiasi lengkungan tersebut.
Sejarah Stasiun Mortuary
Stasiun ini dibuka pada 29 Juni 1869 untuk mengangkut keluarga berduka dan jenazah ke Rookwood Necropolis. Setiap perjalanan menghabiskan biaya satu shilling bagi para pelayat, sementara jenazah diangkut secara gratis. Di setiap stasiun, pengemudi kereta membunyikan lonceng sebagai tanda penghormatan, dan para pria di platform serta petugas kereta akan menundukkan topi mereka. Layanan ini berlangsung setiap pagi dan sore, memberikan cara yang terhormat untuk mengantar jenazah ke pemakaman.
Penurunan Layanan Stasiun Mortuary
Seiring dengan perbaikan jalan dan penggunaan mobil yang semakin umum, layanan kereta jenazah ini mulai berkurang. Pada 1930, layanan ini hampir berhenti, kecuali pada hari Minggu dan Hari Ibu. Pada 14 Maret 1938, stasiun ini berganti nama menjadi Regent Street dan mulai dipergunakan untuk tujuan lain. Kereta terakhir melintasi stasiun ini pada 3 April 1948. Selama beberapa dekade berikutnya, Stasiun Mortuary dan stasiun penerimanya di Rookwood mengalami kerusakan parah.
Baca juga: Rippon Lea Estate, Keindahan Mansion dan Taman Bersejarah di Melbourne
Bangunan Stasiun Rookwood akhirnya dibongkar dan dipindahkan ke Ainslie, Canberra, untuk dibangun kembali sebagai gereja “All Saints”. Sementara itu, Stasiun Mortuary Sydney telah beralih fungsi, pernah menjadi restoran pancake bernama Magic Mortuary, ruang acara, dan tempat pernikahan.
Pengakuan terhadap Stasiun Mortuary
Pada 1985, Premier New South Wales saat itu, Neville Wran, memulai renovasi senilai $600.000 untuk stasiun ini. Kini, stasiun ini dikelola oleh Sydney Trains dan kadang-kadang dibuka untuk umum pada kesempatan khusus. Sebagai bagian penting dari warisan Sydney, Stasiun Mortuary telah terdaftar dalam Daftar Warisan Negara Australia dan Daftar Warisan Negara Bagian NSW, serta pada Daftar Railcorp berdasarkan Undang-Undang Warisan NSW. Renovasi lebih lanjut dilakukan pada 2011 untuk memperbaiki kerusakan akibat rayap dan memperbaiki atap batuan slate.
Stasiun Mortuary, dengan sejarahnya yang unik dan kompleks, kini menjadi saksi bisu dari perjalanan Sydney yang beragam, serta simbol dari perubahan zaman.
- Penulis :
- Latisha Asharani